Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki terguling di jalan
Angina tergantung
Terkecup tembakau
Bandungan keluh dan bencana
Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki terguling di jalan
Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala menteri muda
melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-sayur di punggung
melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
Dan duka daun wortel
Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantung-gantung
disiram atas tubuhnya
tubuh biru tatapan mata biru
lelaki terguling di jalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya
LAGU SEORANG GERILYA
(Untuk puteraku Isaias Sadewa)
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata
No comments:
Post a Comment