Jendela
Geser sedikit tirai itu
agar cahaya matahari dapat langsung
masuk ke dalam kamarku sebab biasanya
ia pada saat-saat seperti ini akan
bermain-main di atas tempat tidurku
menyibakkan gaunku
dan dengan kekurangajaran yang kusukai
ia akan mengintai ke dalam
celah pahaku mungkin merenung sejenak sebelum
bertanya:
agar cahaya matahari dapat langsung
masuk ke dalam kamarku sebab biasanya
ia pada saat-saat seperti ini akan
bermain-main di atas tempat tidurku
menyibakkan gaunku
dan dengan kekurangajaran yang kusukai
ia akan mengintai ke dalam
celah pahaku mungkin merenung sejenak sebelum
bertanya:
"Kehidupan bagaimanakah yang
akan lahir dari tempat ini?"
Karena itu tolong geser sedikit
tirai itu biar ia masuk sebelum
Bidan itu datang.
Sajak Kampuchea
Satu garis lagi
Selesailah gambar mata air ini.
Selesailah gambar mata air ini.
Di mana pintu gua yang sering kumasuki ketika
masa kanakku? Jalan naik tertimbun daun sulit
membedakannya dari lumut. Tapi kuyakin getaran
lemah itu suara camar-camar haus mempertengkarkan
setetes air. Tak seekor akan kembali, sahabatku.
Muntahlah, keluarkan peluru yang ada dalam mulutmu.
Bumi panas tapi tak cukup untuk menetaskan sebutir
telur.
Satu baris lagi
Selesailah sajak air mata ini.
Cited from Horison Sastra Indonesia Jilid 1 hal. 281-282
0 comments:
Post a Comment