Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti “kawan atau masyarakat” dan kata Yunani logos yang berarti “ilmu”. Jadi sosiologi adalah ilmu mengenai masyarakat. Secara harfiah sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang artinya “sahabat, kawan” dan logos yang artinya “ilmu pengetahuan”. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
Alvin Bertrand menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang hubungan manusia yang satu dengan manusia yang. Sementara Rene Wellek dan Austin Warren menjelaskan bahwa sosiologi menjabarkan pengaruh dan kedudukan sastra terhadap manusia dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pendapat Roucek dan Warren, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam masyarakat.
Menurut William F. Ogburn dan Meyeer F. Nimkoff sosiologi merupakan proses menyesuaikan manusia dengan lingkungannya yang hasilnya dikaitkan dengan organisasi masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat.
Swingewood berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat. Sosiologi menurut Bottomore adalah ilmu positif yang modelnya sejenis dengan ilmu-ilmu alam, seperti model dari fisika dan model dari biologi.
Sosiologi sastra memandang karya sastra berhubungan dengan masyarakat. Seperti dikatakan oleh Baribin, bahwa cara kerja pendekatan sosiologi dipandu oleh hubungan karya sastra dengan kelompok sosial, hubungan selera masyarakat dengan kualitas karya sastra, serta hubungan gejala yang timbul di sekitar pengarang dengan karyanya.
Perspektif sosiologi sastra dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu (1) memandang sastra sebagai dokumen sosial, (2) memandang situasi sosial pengarang, (3) memandang cara yang dipakai pengarang dalam membuat karyanya berkaitan dengan kondisi sosial budaya dan peristiwa sejarah.
Sastra merupakan hasil cipta seorang pengarang dengan menggunakan manusia dan sekitarnya (masyarakat) sebagai sarana untuk mengungkapkan ide-idenya. Di sini terlihat antara sosiologi dan sastra mempunyai objek yang sama, yaitu manusia dan masyarakat, perbedaannya terletak pada pendekatannya. Sosiologi memfokuskan pada analisis ilmiah dan objektif, sedangkan sastra memfokuskan penghayatan melalui perasaan. Maka dari itu, sosiologi dan sastra mempunyai hubungan yang erat. Sosiologi mempelajari masalah sosial dalam masyarakat, sedangkan sastra merupakan media untuk mendokumentasi masalah-masalah sosial.
Jadi dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud sosiologi sastra adalah suatu pendekatan terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Pandangan tentang sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren bahwa sosiologi sastra membicarakan tentang pengarang yang mempermasalahkan status sosial dan ideologi sosial pengarang. Menurut Ian Watt, sosiologi sastra menampilkan keadaan masyarakat dan fakta-fakta sosial dalam karyanya.
Sosiologi sastra mempermasalahkan lingkungan kebudayaan dan peradaban yang menghasilkan. Hal ini sesuai dengan pandangan Swingewood tentang sosiologi sastra, bahwa sosiologi sastra mempelajari manusia dan organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa sosiologi sastra berhubungan dengan manusia imajiner serta masalah-masalah sosialnya yang terjadi dalam masyarakat.
Konsep Dasar Ian Watt Tentang Sosiologi Sastra
Menurut Ian Watt, ada tiga kecenderungan utama terhadap karya sastra. Pertama, konteks sosial pengarang. Keadaan sosial dalam masyarakat mempengaruhi pengarang dalam membuat karya sastra. Berkaitan dengan cara pengarang mendapatkan pekerjaan, profesional dalam mengarang, masyarakat yang dituju oleh pengarang. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat. Karya sastra ditampilkan berdasarkan keadaan masyarakat beserta masalah-masalah sosial oleh pengarang dalam karyanya. Ketiga, fungsi sosial sastra.Ada 3 fungsi sastra yaitu (a) sebagai pembaharu dan perombak (b) sebagai penghibur belaka (c) sebagai pengajar sesuatu dengan cara menghibur.
Berdasarkan klasifikasi di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa sosiologi sastra merupakan pendekatan terhadap sastra dengan masyarakat yang mempunyai cakupan luas mengenai pengarang, teks sastra sebuah karya sastra serta pembacanya. Oleh karena itu, penulis menggunakan klasifikasi sosial menurut Ian Watt karena pengarang menampilkan keadaan masyarakat dan fakta-fakta sosial dalam karyanya.
Hubungan Masalah Sosial Dengan Karya Sastra
Hubungan antara masalah sosial dengan sastra bersifat deskriptif (memaparkan sesuatu apa adanya sesuai dengan bentuk atau kenyataan yang ada). Hal yang harus diperhatikan ada 3 yaitu: Pertama, sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi pengarang. Masalah yang dihadapi mencakup dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Kedua, isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitn dengan masalah sosial. Ketiga, pembaca dan dampak sosial karya sastra.
Sastra dan masalah sosial mempunyai perbedaan, namun dapat memberikan penjelasan tentang sastra. Sastra adalah karya seni ekspresi kehidupan manusia. Dengan demikian, antara karya sastra dengan sosial merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tata nilai dan bentuk dari kondisi social yang terdapat dalam kehidupan manusia.
DOWNLOAD silakan KLIK di sini
0 comments:
Post a Comment