Ali Imron Al-Ma’ruf. T1122001. “Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Perspektif Kritik Seni Holistik”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2009.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas bahwa novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) merupakan karya master-peace Ahmad Tohari yang kehadirannya mengejutkan dunia sastra Indonesia karena keunggulan daya ekspresi (stilistika) dan gagasan multidimensi. RDP mengundang perhatian para pengamat sastra Indonesia dan dunia terbukti dengan diterjemahkannya ke dalam beberapa bahasa asing (Jerman, Belanda, Inggris, Cina, dan Jepang) serta bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan stilistika RDP yang berupa diksi, pencitraan, dan bahasa figuratif (faktor objektif); (2) memaparkan latar sosiohistoris pengarang sebagai kreator stilistika RDP (faktor genetik); (3) mendeskripsikan makna stilistika RDP secara holistik dalam hubungannya dengan latar sosiohistoris pengarang berdasarkan tanggapan pembaca (faktor afektif).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan strategi berpikir hermeneutik dalam perspektif kritik seni Holistik. Penelitian ini termasuk studi kasus tunggal yakni stilistika RDP dan termasuk studi kasus terpancang (embedded case study) mengingat fokus utama penelitian yakni stilistika RDP sudah ditentukan sejak awal untuk membimbing arah penelitian. Dari segi kajian stilistika, penelitian ini termasuk penelitian stilistika genetik yakni mengkaji stilistika RDP karya seorang pengarang, Ahmad Tohari. Sesuai dengan pendekatan kritik seni Holistik, data penelitian terdiri atas tiga kelompok, yakni: (1) data aspek objektif berupa stilistika RDP yakni wujud pemanfaatan diksi, citraan, dan bahasa figuratif; (2) data aspek genetik berupa latar sosiohistoris pengarang; (3) data aspek afektif berupa tanggapan/ resepsi pembaca terhadap RDP. Sumber datanya adalah: (1) pustaka dan (2) narasumber (informant). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik: (1) simak dan catat, (2) pustaka, (3) wawancara mendalam (in-depth interviewing), dan (4) focuss group discussion (FGD). Validasi data dilakukan dengan teknik trianggulasi data dan (2) trianggulasi teori. Pemeriksaan kredibilitas data dilakukan dengan: (1) review informant, (2) pembuatan data base, dan (3) penyusunan mata rantai bukti penelitian. Adapun analisis data dilakukan dengan model interaktif (Miles & Huberman, 1984) dengan langkah: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan dan verifikasi data. Selanjutnya, pengungkapan makna stilistika RDP dilakukan melalui metode pembacaan model Semiotik yakni pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik.
Hasil penelitian dengan pendekatan kritik seni Holistik menunjukkan bahwa aspek objektif yakni stilistika RDP memiliki keunikan dan kekhasan (idiocyncrasy) yang tidak ditemukan dalam karya sastra lain sekaligus membuktikan kompetensi Tohari dalam pemberdayaan potensi bahasa. Hal itu dapat dilihat pada: (1) Diksi (diction) yang unik dan khas Tohari meliputi kata konotatif, konkret, kata bahasa Jawa, kata asing, sapaan khas dan nama diri, kata seru, kata dengan objek realitas alam, serta mantra dan tembang. Tiap jenis diksi tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam mengekspresikan gagasan. Dari delapan jenis diksi itu, kata konotatiflah yang dominan; (2) Citraan (imagery) kreasi Tohari mampu menghidupkan lukisan dan membangkitkan intelektualitas serta emosi pembaca. Citraan dalam RDP meliputi tujuh jenis yakni: a. citraan penglihatan (visual), b. pendengaran (auditory), c. perabaan (tactile), d. penciuman (smeel), e. gerak (movement/ kinaesthetic), f. pencecapan (taste), dan g. citraan intelektual (intellectual). Dari tujuh citraan itu, yang dominan adalah citraan intelektual; (3) bahasa figuratif (figurative language) dimanfaatkan Tohari guna memberikan daya hidup, lebih ekspresif, dan mengesankan pembaca. Dari tiga tuturan yang dikaji yakni tuturan metaforis, idiomatik, dan peribahasa, tuturan metaforislah yang dominan dan umumnya merupakan hasil kreasi Tohari. Dari aspek genetik yakni latar sosiohistoris pengarang menunjukkan bahwa Tohari adalah sastrawan Jawa yang hidup dalam keluarga santri dan akrab dengan alam pedesaan yang asri serta masyarakat pedesaan yang miskin dan lemah. RDP lahir didorong oleh dua hal itu yakni kepeduliannya terhadap orang-orang kecil yang terpinggirkan dan kesantriannya untuk melakukan dakwah kultural. Adapun aspek afektif menunjukkan bahwa RDP merupakan karya sastra multidimensi yang kaya gagasan yakni: (1) empati terhadap wong cilik (dimensi sosial politik); (2) kesenian ronggeng: kebudayaan lokal yang berdimensi global (dimensi kultural 1); (3) ronggeng sebagai duta budaya (dimensi kultural 2); (4) pembunuhan mental: tragedi kemanusiaan yang terabaikan (dimensi humanistik); (5) resistensi perempuan terhadap hegemoni laki-laki gaya ronggeng (dimensi jender); (6) kearifan lokal (local genius) pada zaman global: intertekstualitas dengan ajaran Islam; (7) moralitas yang terpinggirkan oleh tradisi (dimensi moral); (8) reaktualisasi ajaran tasawuf wahdatusy syuhud (dimensi religiositas 1); (9) dakwah kultural (dimensi religiositas 2); (10) Ronggeng Dukuh Paruk (RDP): sastra multikultural yang kaya makna. Secara holistik, ketiga aspek yakni aspek objektif, genetik, dan afektif menunjukkan keterhubungan yang erat. Wujud performansi stilistika RDP memiliki daya ekspresi kuat sebagai media artikulasi gagasan yang tidak terlepas dari latar sosiohistoris pengarangnya.
Berdasarkan hasil penelitian itu, disarankan: (1) kajian stilistika karya sastra dengan pendekatan kritik seni Holistik perlu dilakukan pada karya sastra lain guna mempermudah interpretasi maknanya; (2) kajian stilistika karya sastra yang selama ini terkesan milik kritikus sastra, selayaknya dilakukan pula oleh para linguis; (3) pentingnya pengamat sastra untuk memperdalam linguistik karena kajian stilistika memberikan kontribusi signifikan dalam mempermudah interpretasi makna sastra; (4) selayaknya novel Ronggeng Dukuh Paruk dijadikan bahan/ objek kajian dalam kuliah sastra di perguruan tinggi dan/ atau pembelajaran sastra di sekolah; (5) melihat fungsi dan urgensinya selayaknya Stilistika sebagai studi tentang gaya kepengarangan dijadikan sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi jurusan sastra dan/ atau pendidikan bahasa dan sastra
cited from: http://pasca.uns.ac.id/?p=145
DOWNLOAD tulisan ini KLIK di sini
0 comments:
Post a Comment