dengan permaisuri.
Hatta, maka pada ketika yang baik, maka gajah kesaktian itu pun dikeluarkan oranglah dengan alatnya. Setelah sudah, maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian pun segeralah mengiringkan gajah itu dengan alat kerajaan, daripada payung ubur-ubur 1) dan hamparan 2) daripada suf sakalat ainalbanat 3) di atas gajah itu. Setelah itu maka seketika itu juga sampailah ia kepada tempat baginda dua suami istri itu.
Kalakian 4), maka baginda pun terkejut seraya menetapkan dirinya. Maka gajah itu pun segeralah datang, menundukkan kepalanya, seolah-olah orang sujud rupanya kepada baginda itu. Maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat itu pun bertelut menjunjung duli seraya berdatang sembah, "Ya tuanku syah alam, patik sekalian memohonkan ampun beribu-ribu ampun ke bawah duli syah alam yang mahamulia. Adapun patik sekalian ini telah menyerahkan diri patik, dan negeri ini pun patik serahkan ke bawah syah alam."
Setelah baginda mendengar demikian sembah sekalian mereka itu, maka baginda pun terlalulah sukacitanya seraya titahnya, "Hai sekalian tuan-tuan, apa mulanya maka demikian halnya, tuan-tuan ini?"
Maka sembah segala menteri dan hulubalang itu, "Ya tuanku syah alam, adapun negeri patik ini telah tiadalah rajanya, telah sudah kembali ke rahmatullah taala." Maka dipersembahkannyalah daripada permulaannya datang kepada kesudahannya itu.
Syahdan, maka baginda pun terlalulah sukacita hatinya mendengar sembah sekalian menteri dan hulubalang itu. Maka seketika lagi baginda pun menceritakan hal-ihwalnya pergi membuangkan dirinya itu. Setelah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekaliannya mendengar cerita baginda itu, maka mereka itu pun terlalulah sukacita hatinya, maka katanya, "Raja besar juga rupanya duli baginda ini." Setelah sudah maka sembah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian itu, "Baiklah segera tuanku naik ke atas gajah ini, supaya patik sekalian mengiringkan tuanku ke dalam negeri."
Arkian, maka baginda dua suami istri itu pun naiklah ke atas gajah itu, maka perdana menteri pun mengembangkan payung kerajaan. Setelah sudah maka segala hulubalang pun mengerahkan segala rakyat memalu segala bunyi-bunyian, gegap gempita bunyinya terlalu ramainya. Maka baginda dua suami istri itu pun diarak oranglah lalu masuk ke dalam negeri, diiringkan oleh segala menteri dan hulubalang, rakyat hina dena, kecil dan besar, tua dan muda sekaliannya.
Apabila sampailah ke istana, maka sekaliannya itu pun habislah menjunjung duli baginda. Arkian, maka baginda pun terlalu adilnya dan murahnya serta dengan tegur sapanya akan segala rakyat, jikalau miskin kaya sekalipun, sama juga kepadanya. Maka negeri itu pun sentosalah. Demikianlah adanya.***
Catatan:
Hikayat Bachtiar berasal dari bahasa Persia dan berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh seorang orang setelah hal-ihwal orang yang bercerita itu diceritakan, sedang pada akhirnya diceritakan pula pengaruh hikayat-hikayatnya itu atas orang yang mendengar. Jadi seperti Hikayat Seribu Semalam, Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Kalflah dan Daminah (Lihat lebih lanjut keterangan tentang Hikayat Kalilah dan Daminah).
Cerita-cerita yang termuat dalam naskah-naskah Hikayat Bakhtiar tidak sama. Salah satu naskah itu diikhtisarkan dan diterbitkan olehA. F. von Dewall. Bahagian yang dipetik menceritakan ayahanda dan bunda Bakhtiar melarikan diri. Bakhtiar yang waktu itu baru lahir ditinggalkan mereka itu dalam hutan.
Ayahanda Bakhtiar diangkat jadi raja di negeri lain.
Bakhtiar jadi anak angkat saudagar Idris. Kemudian ia dihukum mati dan supaya hukuman itu jangan jadi dilangsungkan, diceritakannya cerita-cerita yang bagus kepada raja. Akhirnya kenyataan, bahwa Bakhtiar putra raja itu sendiri.
- Ubur-ubur = sebangsa binatang di laut; payung ubur-ubur = payung yang berupa ubur-ubur
- Permadani.
- Suf = sebangsa kain dari bulu domba, wol; sekalat, dari bahasa Persia, artinya berwarna coklat; kain yang begitu warnanya, 'ain-albanat artinya sebenarnya; mata gadir; sebangsa kain yang bagus.
- Kala dan kain pada ketika itu.
2 comments:
akhirnya ak nemuin juga naskah hikayat. susah banget nyarinya hingga aku nemuin blog ini. ternyata di sini ada banyak naskah hikayat. makasih atas tulisannya.... :-)
@ lixzz: sama-sama, jangan sungkan2 ya kalau mau berkunjung. anggap aja rumah sendiri :)
Post a Comment