KRITIK SASTRA INDONESIA MODERN
Ulasan Buku: Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Sastra Indonesia Modern
Yogyakarta: Gama Media, 2002, 488 halaman
Ulasan Buku: Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Sastra Indonesia Modern
Yogyakarta: Gama Media, 2002, 488 halaman
Kritik sastra merupakan salah satu cabang studi sastra yang penting dalam kaitannya dengan ilmu sastra dan penciptaan sastra. Tidak seperti halnya kuantitas penciptaan sastra, penerbitan buku kritik sastra selama ini terbatas. Keterbatasan itu, antara lain, juga dipengaruhi oleh terbatasnya kritikus sastra Indonesia modern.
Dari sedikitnya kritikus sastra Indonesia modern itu, salah seorang di antaranya adalah Rachmat Djoko Pradopo. Salah satu buku karyanya yang baru saja terbit adalah Kritik Sastra Indonesia Modern. Buku ini merupakan disertasi beliau, yang dipertahankan pada tanggal 15 September 1989 dalam Rapat Senat Terbatas di bawah wibawa Rektor/ Ketua Senat, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, S.H. Naskah disertasi dalam bentuknya yang telah mengalami perbaikan dan disunting itu seperti yang tersaji dalam buku ini. Sekalipun harga buku relatif mahal untuk ukuran kantong mahasiswa Indonesia, ada keunggulan yang pantas darinya jika buku ini dibeli dan dibaca.
Buku setebal 488 halaman ini terbagi ke dalam tujuh bagian, yaitu (1) pengantar, (2) kritik sastra, (3) teori kritik sastra Indonesia modern pada periode kritik sastrawan, (4) teori kritik sastra Indonesia modern pada periode kritik sastra akademik, (5) kritik terapan dalam kritik sastra Indonesia modern, (6) beberapa masalah kritik sastra Indonesia modern, dan (7) penutup. Diakhiri dengan Daftar Pustaka dan dua buah Lampiran, buku ini tampil memikat. Daya pikat itu, antara lain, terlihat dari hal-hal berikut ini.
Dengan membaca buku ini pembaca akan mengetahui peta latar belakang kritik sastra Indonesia modern. Dari peta itu terlihat pula bahwa belum ada buku kritik sastra yang membicarakan dasar-dasar kritik sastra secara sistematis dan lengkap. Belum ada pula buku kritik sastra Indonesia modern yang disusun secara sistematis dan lengkap mengenai wujud dan coraknya, metode, dan aliran-aliran kritik sastra yang mendasarinya. Jadi, dengan diterbitkannya buku ini dapat dibaca secara mendalam kritik sastra Indonesia modern yang di dalamnya diuraikan mengenai dasar-dasar kritik sastra, jenis-jenis, dan metode-metode yang ada dalam kritik sastra. Hal ini merupakan dasar pengkajian kritik sastra Indonesia modern.
Dari sedikitnya kritikus sastra Indonesia modern itu, salah seorang di antaranya adalah Rachmat Djoko Pradopo. Salah satu buku karyanya yang baru saja terbit adalah Kritik Sastra Indonesia Modern. Buku ini merupakan disertasi beliau, yang dipertahankan pada tanggal 15 September 1989 dalam Rapat Senat Terbatas di bawah wibawa Rektor/ Ketua Senat, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, S.H. Naskah disertasi dalam bentuknya yang telah mengalami perbaikan dan disunting itu seperti yang tersaji dalam buku ini. Sekalipun harga buku relatif mahal untuk ukuran kantong mahasiswa Indonesia, ada keunggulan yang pantas darinya jika buku ini dibeli dan dibaca.
Buku setebal 488 halaman ini terbagi ke dalam tujuh bagian, yaitu (1) pengantar, (2) kritik sastra, (3) teori kritik sastra Indonesia modern pada periode kritik sastrawan, (4) teori kritik sastra Indonesia modern pada periode kritik sastra akademik, (5) kritik terapan dalam kritik sastra Indonesia modern, (6) beberapa masalah kritik sastra Indonesia modern, dan (7) penutup. Diakhiri dengan Daftar Pustaka dan dua buah Lampiran, buku ini tampil memikat. Daya pikat itu, antara lain, terlihat dari hal-hal berikut ini.
Dengan membaca buku ini pembaca akan mengetahui peta latar belakang kritik sastra Indonesia modern. Dari peta itu terlihat pula bahwa belum ada buku kritik sastra yang membicarakan dasar-dasar kritik sastra secara sistematis dan lengkap. Belum ada pula buku kritik sastra Indonesia modern yang disusun secara sistematis dan lengkap mengenai wujud dan coraknya, metode, dan aliran-aliran kritik sastra yang mendasarinya. Jadi, dengan diterbitkannya buku ini dapat dibaca secara mendalam kritik sastra Indonesia modern yang di dalamnya diuraikan mengenai dasar-dasar kritik sastra, jenis-jenis, dan metode-metode yang ada dalam kritik sastra. Hal ini merupakan dasar pengkajian kritik sastra Indonesia modern.
Demikian juga, di dalam buku ini diuraikan segala wujud kritik sastra Indonesia modern; diuraikan mengenai teori-teori yang menjadi dasar kritik sastra Indonesia modern. Tidak tertinggal pula kupasan mengenai wujud kritik sastra terapan dalam kesusastraan Indonesia modern sepanjang sejarahnya. Di dalam buku ini diuraikan pula perdebatan-perdebatan kritik sastra sepanjang sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia modern dari permulaan hingga sekarang.
Dengan melihat cakupan uraian buku di atas terlihat bahwa buku ini luas dan mendalam. Ada masalah pokok yang dijawab melalui uraian buku ini, yaitu wujud dan corak kritik sastra Indonesia modern. Untuk sampai dapat menjawab masalah itu, sebelumnya diuraikan seluk-beluk kritik sastra pada umumnya, teori kritik sastra pada khususnya mengenai pengertian, fungsi, jenis-jenis dan aktivitas kritik sastra, aspek-aspek atau unsur-unsurnya: interpretasi, analisis, dan penilaian.
Sesudah pembicaraan mengenai teori kritik sastra secara umum itu, dalam buku ini juga terurai bagaimana wujud dan corak kritik sastra Indonesia modern sepanjang sejarahnya, yaitu sejak lahirnya kesusastraan Indonesia modern hingga sekarang. Hal ini mengingat bahwa studi sastra pada umumnya dan kritik sastra pada khususnya selalu menyertai kesusastraan kreatif sehingga kritik sastra merupakan sarana untuk membahas atau mengerjakan (meninjau, meneliti) karya sastra sebagai sarana studi sastra dan pengembangan sastra, dan sarana penerangan masyarakat mengenai sastra.
Wujud dan corak kritik sastra Indonesia modern itu meliputi bidang, baik teori maupun penerapan kritik. Dalam buku ini diuraikan teori-teori kritik yang ada, yang dikemukakan oleh para ahli sastra ataupun tokoh-tokoh sastrawan, baik tentang teori apakah kritik sastra, orientasi sastra sebagai dasar kritiknya, interpretasi, analisis, maupun teori penilaian, dan sebagainya.
Dalam penerapan kritik, buku ini menguraikan bagaimanakah wujud dan corak kritik terapan kesusastraan Indonesia modern. Diuraikan pula teori-teori kritik yang menjadi dasar dan bagaimana penerapannya. Di dalam buku ini ditinjau bagaimana kritikus Indonesia sendiri menerapkan teori-teori kritik sastra pada karya-karya sastra Indonesia.
Uraian kritik sastra Indonesia modern sepanjang sejarahnya ini berupa uraian tentang jenis-jenis dan corak-corak kritik sastra yang ada, baik berupa kritik teoretis maupun kritik terapan; paham-paham dan aliran-aliran yang ada. Oleh karena itu, juga diuraikan perdebatan-perdebatan dalam bidang kritik sepanjang sejarah sastra Indonesia modern. Demikian juga diuraikan teori-teori dan metode analisis, teori interpretasi, serta teori-teori penilaian yang ada dalam kritik sastra Indonesia modern.
Sehubungan ini, dari waktu ke waktu karya-karya sastra selalu mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya para kritikus dan ahli sastra. Kadang-kadang karya sastra seorang sastrawan atau karya sastra tertentu mendapat tenggapan positif, kemudian negatif, kemudian positif lagi, dan seterusnya. Naik turunnya tanggapan ini ditentukan oleh horizon harapan para pembaca di setiap periode.
Melalui perspektif waktu ini, karya-karya sastra selalu mengalami penilaian kembali. Adanya perubahan-perubahan terhadap sebuah karya sastra, sekumpulan karya seorang pengarang pada tiap-tiap periode, hal ini menunjukkan adanya pergeseran-pergeseran norma-norma dan perubahan horizon harapan pembaca tersebut. Buku ini, dengan demikian, menguraikan pula teori dan metode estetika resepsi.
Kritik sastra tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat. Dalam arti bahwa gagasan-gagasan masyarakat pun turut berbicara dalam persoalan sastra pada khususnya, kebudayaan pada umumnya. Demikianlah pikiran-pikiran masyarakat yang berpengaruh dalam bidang kritik sastra Indonesia modern ini diperhatikan juga dalam buku ini.
Ada beberapa pendekatan kritik sastra terhadap karya sastra. Dalam buku ini diuraikan bagaimanakah wujud dan corak kritik sastra Indonesia modern berdasarkan pendekatannya seperti disebut oleh para ahli. Kritik-kritik sastra yang manakah yang dapat digolongkan ke dalam salah satu jenis kritik tersebut dan bagaimanakah coraknya. Buku ini menguraikan aspek-aspek kritik sastra, aliran-aliran kritik sastra, baik yang bersifat teori maupun praktiknya sepanjang sejarahnya. Segala aspek kritik sastra itu ada dalam buku ini.
Dengan melihat luas dan mendalamnya uraian buku ini, nyatalah bahwa buku ini layak dibaca; mutu buku terjaga. Hanya saja, ukuran buku dengan model 24 x 19,5 cm ini menjadikan pembaca tidak merasa nyaman memegangnya. Barangkali dengan mempertimbangkan membengkaknya ketebalan buku maka ukuran buku diperbesar; juga, model hurufnya pun relatif lebih kecil sehingga dengan ketebalan buku sebanyak itu, mata cepat lelah membacanya. Sekalipun secara fisik penerbitan buku ini kurang nyaman, hal itu sama sekali tidak mengurangi kualitas buku. Maka dari itu, harganya pun ‘seirama’ dengan mutunya. Kata orang Jawa, ‘ana rega, ana rupa.’ Terbit dengan tampilan editorial yang memadai, menjadikan buku ini bersih dari cacat salah cetak. Agaknya, beratnya mutu buku ini juga menginspirasi perancang cover buku untuk juga mewarnainya ke arah warna gelap. Akibatnya, buku ini sungguh terkesan berat, tetapi perlu diketahui pembaca bahwa uraiannya tidak berat, tidak seberat warna sampul buku. Bahasanya yang terjaga menjadikan buku ini enak dibaca sampai halaman akhir. Jika dikeluhkan oleh banyak konsumen bahwa harganya mahal, mungkin Gama Media perlu berpikir ulang untuk menerbitkannya dalam edisi jenis kertas yang lebih murah karena buku ini penting.
Sugihastuti
Doktoranda, Magister Sains, Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sumber: Humaniora Volume XIV, No. 1/2002
Doktoranda, Magister Sains, Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sumber: Humaniora Volume XIV, No. 1/2002
0 comments:
Post a Comment