ANTAR AKU KE KAMAR MANDI
Tengah malam ia tiba-tiba terjaga, kemudian membangunkan
Seseorang yang sedang mendengkur di sampingnya.
Antar aku ke kamar mandi.
Ia takut sendirian ke kamar mandi
sebab jalan menuju kamar mandi sangat gelap dan sunyi.
Jangan-jangan tubuhku nanti tak utuh lagi.
Maka Kuantar kau ziarah ke kamar mandi
dengan tubuh tercantik yang masih kaumiliki.
Kau menunggu di luar saia. Ada yang harus kuselesaikan sendiri.
Kamar mandi gelap gulita. Kauraba-raba peta tubuhmu
dan kaudengar suara: Mengapa tak iuga kautemukan Aku?
Menjelang pagi ia keluar dari karnar mandi
dan Seseorang yang tadi mengantarnya sudah tak ada lagi.
Dengan wajah berseri-seri ia pulang ke ranjang;
ia dapatkan Seseorang sedang mendengkur nyaring sekali.
Jangan-jangan dengkurMu yang bikin aku takut ke kamar mandi.
(2001)
DI TENGAH PERJALANAN
Di tengah perjalanan antara kamar tidur dan kamar mandi
kami bertemu setelah sekian lama saling menunggu.
la pulang dari mandi, aku sedang berangkat menuju mandi.
Langkahnya mendadak terhenti, pandangnya ragu
dan aku tertegun antara gugup dan rindu.
"Hai, apa kabar?" kami sama-sama menyeru.
Kami bertubrukan, berpelukan di bawah cahaya temaram.
Ketika itu tengah malam. Rumah seperti kuburan.
Lolong aniing bersahutan. Jam dinding menggigil ketakutan.
"Jangan ke kamar mandi. Di sana tubuhmu akan dikuliti.
lkutlah aku pulang ke kamar tidur. Sakitmu akan kuhabisi."
“Tapi kamar tidur sudah hancur. Di sana kau akan dimusnahkan.
Mari ikut aku pesiar ke kamar mandi. Sakitmu akan kuhabiskan."
Kami bersitegang seperti seteru ingin saling mengalahkan.
“Kau memang bangsat. Sekian lama aku menunggu di kamar tidur,
kau enak-enak bertapa di kamar mandi."
“Kau sangat keparat. Sekian lama aku menanti di kamar mandi,
kau enak-enak mengeram di kamar mimpi."
"Bagaimana kalau kita gelut di kamar tidur?"
"Ah, lebih seru berkelahi di kamar mandi"'
Di tengah perjalanan antara kamar tidur dan kamar mandi
kami tak tahu siapa akan mampus lebih dulu.
(2001)
ATAU
Ketika saya akan masuk ke kamar mandi, dari balik pintu
tiba-tiba muncul perempuan cantik bergaun putih
menodongkan pisau ke leher saya.
"Pilih cinta atau nyawa?" ia mengancam.
"Beri saya kesempatan mandi dulu, Perempuan,"
saya menghiba, "supaya saya bersih dari dosa.
Setelah itu, perkosalah saya."
Selesai saya mandi, perempuan itu menghilang
entah ke mana. Saya pun pulang dengan perasaan waswas:
jangan-jangan ia akan menghadang saya di jalan.
Apa dosa saya? Saya tidak pernah menyakiti perempuan
kecuali saat saya dilahirkan.
Ketika saya akan masuk ke kamar tidur, dari balik pintu
tiba-tiba muncul perempuan gundul bergaun putih
menodongkan pisau ke leher saya.
"Pilih perkosa atau nyawa?" ia mengancam.
Saya panik, saya jawab sembarangan: "Saya pilih atau!"
la mengakak. "Kau pintar," katanya. Kemudian
ia mencium leher saya dan berkata:”Tidurlah tenang
dukacintaku. Aku akan kembali ke dalam mimpi-mimpimu."
(2001)
Download puisi ini KLIK di sini
0 comments:
Post a Comment