Thursday, May 29, 2008

Hikayat Bachtiar

DIANGKAT KEMBALI JADI RAJA


Seorang raja kalah perang dan melarikan dirinya
dengan permaisuri.




Alkissah, maka tersebutlah perkataan baginda tatkala ia membuangkan dirinya itu. Berapa lamanya ia berjalan itu, maka baginda pun sampailah kepada sebuah negeri yang amat besar kerajaannya. Maka baginda pun duduklah di luar kota negeri itu. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembalilah ke rahmatullah. Maka ia pun tiada beranak, seorang jua pun tiada. Maka segala menteri dan hulubalang dan orang besar-besar dan orang kaya-kaya dan rakyat sekaliannya berhimpunlah dengan musyawarat mupakat sekaliannya akan membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja, menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada menteri yang banyak itu. Maka ia pun berkata, katanya. "Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?" Maka segala menteri dan hulubalang itu pun tersenyum seraya katanya, "Jika sungguh tuan hamba bersaudarakan hamba sekalian ini, dengan tulus dan ikhlas, hendaklah tuan hamba katakan, jika apa sekalipun." Setelah itu maka menteri tua itu pun berkatalah, katanya, "Bahwasanya hamba ini ada mendengar, tatkala hamba lagi kecil dahulu, perkataan marhum yang tua itu; maka sabdanya, marhum itu, "Adapun akan negeriku ini, jikalau tiada lagi rajanya, maka hendaklah dilepaskan gajah kesaktian itu, barang siapa yang berkenan kepadanya, ia itulah rajakan olehmu, supaya sentosa di dalam negeri ini." Setelah didengar oleh sekalian menteri dan hulubalang itu akan kata menteri itu, maka sekaliannya pun berkenanlah di dalam hatinya kata itu.

Hatta, maka pada ketika yang baik, maka gajah kesaktian itu pun dikeluarkan oranglah dengan alatnya. Setelah sudah, maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian pun segeralah mengiringkan gajah itu dengan alat kerajaan, daripada payung ubur-ubur 1) dan hamparan 2) daripada suf sakalat ainalbanat 3) di atas gajah itu. Setelah itu maka seketika itu juga sampailah ia kepada tempat baginda dua suami istri itu.


Kalakian 4), maka baginda pun terkejut seraya menetapkan dirinya. Maka gajah itu pun segeralah datang, menundukkan kepalanya, seolah-olah orang sujud rupanya kepada baginda itu. Maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat itu pun bertelut menjunjung duli seraya berdatang sembah, "Ya tuanku syah alam, patik sekalian memohonkan ampun beribu-ribu ampun ke bawah duli syah alam yang mahamulia. Adapun patik sekalian ini telah menyerahkan diri patik, dan negeri ini pun patik serahkan ke bawah syah alam."

Setelah baginda mendengar demikian sembah sekalian mereka itu, maka baginda pun terlalulah sukacitanya seraya titahnya, "Hai sekalian tuan-tuan, apa mulanya maka demikian halnya, tuan-tuan ini?"

Maka sembah segala menteri dan hulubalang itu, "Ya tuanku syah alam, adapun negeri patik ini telah tiadalah rajanya, telah sudah kembali ke rahmatullah taala." Maka dipersembahkannyalah daripada permulaannya datang kepada kesudahannya itu.

Syahdan, maka baginda pun terlalulah sukacita hatinya mendengar sembah sekalian menteri dan hulubalang itu. Maka seketika lagi baginda pun menceritakan hal-ihwalnya pergi membuangkan dirinya itu. Setelah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekaliannya mendengar cerita baginda itu, maka mereka itu pun terlalulah sukacita hatinya, maka katanya, "Raja besar juga rupanya duli baginda ini." Setelah sudah maka sembah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian itu, "Baiklah segera tuanku naik ke atas gajah ini, supaya patik sekalian mengiringkan tuanku ke dalam negeri."

Arkian, maka baginda dua suami istri itu pun naiklah ke atas gajah itu, maka perdana menteri pun mengembangkan payung kerajaan. Setelah sudah maka segala hulubalang pun mengerahkan segala rakyat memalu segala bunyi-bunyian, gegap gempita bunyinya terlalu ramainya. Maka baginda dua suami istri itu pun diarak oranglah lalu masuk ke dalam negeri, diiringkan oleh segala menteri dan hulubalang, rakyat hina dena, kecil dan besar, tua dan muda sekaliannya.

Apabila sampailah ke istana, maka sekaliannya itu pun habislah menjunjung duli baginda. Arkian, maka baginda pun terlalu adilnya dan murahnya serta dengan tegur sapanya akan segala rakyat, jikalau miskin kaya sekalipun, sama juga kepadanya. Maka negeri itu pun sentosalah. Demikianlah adanya.***


Cited from Bunga Rampai dari Hikayat Lama, Sanusi Pane, hal. 16-18
Download Hikayat ini KLIK DI SINI



Catatan:

Hikayat Bachtiar berasal dari bahasa Persia dan berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh seorang orang setelah hal-ihwal orang yang bercerita itu diceritakan, sedang pada akhirnya diceritakan pula pengaruh hikayat-hikayatnya itu atas orang yang mendengar. Jadi seperti Hikayat Seribu Semalam, Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Kalflah dan Daminah (Lihat lebih lanjut keterangan tentang Hikayat Kalilah dan Daminah).
Cerita-cerita yang termuat dalam naskah-naskah Hikayat Bakhtiar tidak sama. Salah satu naskah itu diikhtisarkan dan diterbitkan olehA. F. von Dewall. Bahagian yang dipetik menceritakan ayahanda dan bunda Bakhtiar melarikan diri. Bakhtiar yang waktu itu baru lahir ditinggalkan mereka itu dalam hutan.
Ayahanda Bakhtiar diangkat jadi raja di negeri lain.
Bakhtiar jadi anak angkat saudagar Idris. Kemudian ia dihukum mati dan supaya hukuman itu jangan jadi dilangsungkan, diceritakannya cerita-cerita yang bagus kepada raja. Akhirnya kenyataan, bahwa Bakhtiar putra raja itu sendiri.

  1. Ubur-ubur = sebangsa binatang di laut; payung ubur-ubur = payung yang berupa ubur-ubur
  2. Permadani.
  3. Suf = sebangsa kain dari bulu domba, wol; sekalat, dari bahasa Persia, artinya berwarna coklat; kain yang begitu warnanya, 'ain-albanat artinya sebenarnya; mata gadir; sebangsa kain yang bagus.
  4. Kala dan kain pada ketika itu.

Wednesday, May 28, 2008

Kill the radio

Dorothea Rosa Herliany

The Legend of the Owl and the Moon



is that your lover’s face? hanging lonely in the sky
sad and weeping year after year: walking through
the threads of a thousand overcast legends.

alone there, playing with the children
a long time ago combing the grass and bamboo, smelling
the mountains and scattered villages.

behind the pages of the story: a woman,
her face phosphorescent, reflected in a lake
bruised by solitude, wallowing in the mud
cast by sudden, unavoidable old age.

woman, what are you searching for in your strange loss?
why do you record your pain and blood, when each story
only lasts a little while.

why don’t you scream and resist this arrogance.
there is no virtue in your modest surrender.


fetch your bayonet, and castrate all the man who oppress you
-- in a single whisper, kill them all!
then throw them away as if they were trash!


2000

cited from Kill the Radio, page 22-23


Hikayat Bulan


itukah wajah kekasihmu? bergantung dalam kesepian!
bertahuntahun menangis dan muram: berjalan dalam
seutas legenda buram.

di sana ia sendirian. menemani anakanak bermain
di masa lalu, menyisir semak dan daun bamboo. mencium bau
pegunungan dan desa desa.

di balik halaman kisahnya: seorang perempuan bercermin
danau.
wajahnya berpendar dan ditonjok kesunyian.
berkubang dengan usia yang bergegas dan tibatiba.

ada yang kucari dalam kehilangan yang aneh, perempuan?
mengapa mencatat dengan perih dan darah, kerna
setiap kisah akan berjalan singkat.

tapi apa salahnya kau berteriak dan memberontak
---dalam satu bisikan mematikan!
lalu, campakkan umpama sampah!

Download Novel Sastra
Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) - Lintang Kemukus Dini Hari (Ahmad Tohari) - Jentera Bianglala (Ahmad Tohari) - Kubah (Ahmad Tohari) - Di Kaki Bukit Cibalak (Ahmad Tohari) - Bekisar Merah (Ahmad Tohari) - Siti Nurbaya (Marah Rusli) - Di Bawah Lindungan Kabah (Hamka) - Azab dan Sengsara (Merari Siregar) - Harimau-Harimau (Mochtar Lubis) - Supernova (akar - Dee) - Supernova (petir - Dee) - - Sengsara Membawa Nikmat (Tulis Sutan Sati) - Mantra Penjinak Ular (Kuntowijoyo) - Mangir (Pramoedya Ananta Toer) - Arok-Dedes (Pramoedya Ananta Toer) - Perburuan (Pramoedya Ananta Toer) - Kasih Tak Terlerai (Suman Hs) - Gadis Pantai (Pramoedya Ananta Toer) - Atheis (Achdiat Kartamiharja)


goesprih.blogspot.com Overview

goesprih.blogspot.com has 1.444.907 traffic rank in world by alexa. goesprih.blogspot.com is getting 761 pageviews per day and making USD 3.70 daily. goesprih.blogspot.com has 210 backlinks according to yahoo and currently not listed in Dmoz directory. goesprih.blogspot.com is hosted in United States at Google data center. goesprih.blogspot.com is most populer in INDONESIA. Estimeted worth of goesprih.blogspot.com is USD 2701 according to websiteoutlook