ZAHRA
(Novel karya Aoh Kartahadimadja)
(Novel karya Aoh Kartahadimadja)
Novel ini adalah salah satu karya Aoh Kartahadimadja yang mengisahkan perjuangan seorang arsitek pengairan dalam membuat saluran irigasi di desanya. Saluran irigasi itu dibangun dengan mengeringkan rawa. Betapa keras perjuangan lelaki yang bernama Koswara ini.
Dalam membangun saluran irigasi itu, Koswara dibantu oleh mantan kekasihnya yang telah bekerja sebagai inspektur sosial. Wanita itu Sitti Zahra. Dengan demikian, judul novel ini diambil dari nama wanita ini.
Kosawara adalah seorang arsitek pengairan di daerah Banjar, Jawa Barat. Sebelum melaksanakan projeknya, mengeringkan rawa Lakbok sebagai tempat pengairan sawah-sawah di sekitarnya, ia membuat selamatan dengan menanam kepala kerbau. Usaha mulian ini dilakukan agar sawah-sawah milik warga desa mendapat pengairan yang cukup dan hasil panen akan meningkat. Itulah cita-citanya sejak kecil.
Karena projek itu, Koswara sering mengabaikan rumah tangga dan keluarganya. Ia jarang memperhatikan Rini, istrinya. Bukan hanya itu saja, seluruh harta bendanya, termasuk perhiasan istrinya habis dijualnya untuk membiayai projek ambisius itu. Tidak hanya itu saja. Persoalan yang sama juga menimpa rumah tangga Karyadi, bawahan Koswara.
Hingga suatu ketika, Koswara menerima surat dari Dapartemen Sosial yang memberitahukan bahwa projek Koswara akan diperksa oleh inspektur sosial. Tentu saja Koswara merasa sangat senang karena projeknya diperhatikan oleh pemerintah melalui Dinas Sosial. Lebih dari itu, kebahagian Karena Inspektur Sosial yang akan berkunjung itu adalah Sitti Zahra, mantan kekasihnya, yang sungguh memahami obsesinya sejak kecil.
Dalam membangun saluran irigasi itu, Koswara dibantu oleh mantan kekasihnya yang telah bekerja sebagai inspektur sosial. Wanita itu Sitti Zahra. Dengan demikian, judul novel ini diambil dari nama wanita ini.
Kosawara adalah seorang arsitek pengairan di daerah Banjar, Jawa Barat. Sebelum melaksanakan projeknya, mengeringkan rawa Lakbok sebagai tempat pengairan sawah-sawah di sekitarnya, ia membuat selamatan dengan menanam kepala kerbau. Usaha mulian ini dilakukan agar sawah-sawah milik warga desa mendapat pengairan yang cukup dan hasil panen akan meningkat. Itulah cita-citanya sejak kecil.
Karena projek itu, Koswara sering mengabaikan rumah tangga dan keluarganya. Ia jarang memperhatikan Rini, istrinya. Bukan hanya itu saja, seluruh harta bendanya, termasuk perhiasan istrinya habis dijualnya untuk membiayai projek ambisius itu. Tidak hanya itu saja. Persoalan yang sama juga menimpa rumah tangga Karyadi, bawahan Koswara.
Hingga suatu ketika, Koswara menerima surat dari Dapartemen Sosial yang memberitahukan bahwa projek Koswara akan diperksa oleh inspektur sosial. Tentu saja Koswara merasa sangat senang karena projeknya diperhatikan oleh pemerintah melalui Dinas Sosial. Lebih dari itu, kebahagian Karena Inspektur Sosial yang akan berkunjung itu adalah Sitti Zahra, mantan kekasihnya, yang sungguh memahami obsesinya sejak kecil.
Maka pada hari kedatangan inspektur sosial itu, Koswara menjemputnya di Stasiun. Demikianlah, hari-hari Koswara kini kembali bergairah. Ada mantan kekasih yang sungguh sangat memahami obsesinya, ada dukungan moral, dan ada kesempatan mengenang kembali masa-masa indah ketika ia dan Zahra menjalin cinta dulu. Koswara dan Zahra sering jalan bersama. Koswara juga menceritakan keadaan rumah tangganya kepada Zahra. Juga tentang istrinya, Rini, yang kurang menyemangatinya dalam membangun projek ambisius itu.
Hubungan Koswara dengan Zahra akhirnya tercium oleh Rin, isteri Koswara. Tertutup oleh cemburu buta, Zahra dilabrak oleh Rini. Zahra yang dewasa, lebih berpendidikan akhirnya dapat menenagkan Rini. Zahra menjelaskan bahwa hubungan Koswara dengan Zahra hanyalah sebatas hubungan kerja, hubungan sahabat, tidak lebih. Masa indah mereka dulu hanyalah sebuah kenangan, karena mereka masing-masing sudah berkeluarga. Zahra bahkan berhasil meyakinkan Rini bahwa niat suaminya dengan projek itu adalah pekerjaan mulia yang akan sangat berguna bagi bangsa dan negara. Maka Zahra berharap, Rina sebagai istri mendukung Koswara, suaminya. Koswara dengan projek besarnya butuh pendampingan dan support seorang istri.
Nasihat panjang lebar Zahra ternyata meluluhkan hati dan perasaan Rini. Rini mulai berubah sikap. Ia menjadi sangat perhatian kepada Koswara suaminya. Ia juga memberikan semangat agar suaminya tetap teguh menjalankan projeknya itu karena projek itu sungguh akan membantu penduduk dan sungguh bermanfaat bagi bangsa dan negara. Rini sangat berterima kasih kepada Zahra yang telah mengingatkannya bagaimana harus bersikap sebagai seorang istri yang sebenar-benarnya.***
0 comments:
Post a Comment