Cerpen Sapardi Djoko Damono
Dl BAWAH BULAN
Tidak terlihat apa pun di bawah bulan yang sedang purnama dan memancarkan sinar keputih-putihan, teramat menyilaukan, di sebuah taman kota. Kecuali seorang tukang sulap yang duduk di bangku taman, yang sore tadi main di sebuah pasar malam. Kecuali seekor ular hijau yang sama sekali diam, yang tidak pemah mengenal sulapan, melingkarkan tubuhnya di tepi taman dekat selokan itu sementara kepalanya tegak seperti menunggu sesuatu. Dan seekor katak, yang tidak pemah percaya kepada cahaya bulan, yang meloncat-loncat di rumputan menuju selokan itu. Dan juga sekuntum bunga rumput, sekuntum saja, yang diam tidak digoyangkan angin karena udara mendadak berhenti kena sihir cahaya bulan itu.
Cahaya bulan tidak pemah meramal. Itu janji yang tetap dipegangnya. Ia juga tidak pernah mengingatkan atau member! awas-awas. Ia hanya menerima sinar matahari yang kemudian dipantulkannya ke bumi: kilau-kemilau. Tidak ada seorang pun, kecuali si tukang sulap yang agak mengantuk itu, ketika tiba-tiba ular itu melesat menangkap katak yang sedang melompat itu, keduanya kemudian jatuh ke rumputan dan lenyap dalam gelombang bunga rumput yang entah kenapa mendadak mekar bersama-sama dan bergoyang-goyang diterpa angin yang berhasil membebaskan diri dari sihir cahaya bulan.
Tukang sulap kebetulan menyaksikan peristiwa yang mirip sulapan itu, dan sadar bahwa ia tidak sedang main sulap, dan tentu saja ia yakin sekali bahwa pasti ada tukang sulap lain di taman itu. Di bawah bulan yang sedang pumama yang memancarkan sinar yang sangat menyilaukan itu tidak ada seorang pun, kecuali si tukang sulap itu.
0 comments:
Post a Comment