SAJAK YANG DEWASA
sajak yang dewasa
sudah tak peduli
apakah aku menangis atau ketawa
di muka cermin
aku tak mengenal lagi
ia bayangan siapa
setiap hendak kutangkap
ia lolos dari dekap
tak mau menampung rasa
di luar jamah
ia sebagian dari semesta
satu dengan suara manusia
setelah ia dewasa
aku tak punya kuasa
maka kubiarkan dia berjalan merdeka
SALAM KEPADA HEIDEGGER
Sajak tetap rahasia
bagi dia yang tak pernah
mendengar suara nyawa.
Kata-kata tersembul dari alam lain
di mana berkuasa sakit, mati
dan cinta. Kekosongan harap
justru melahirkan ilham
yang timbul-tenggelam dalam arus
mimpi. Biarlah terungkap sendiri
makna dari ketelanjangan bumi.
Masih adakah tersisa pengalaman
yang harus terdengar dalam bunyi?
Sajak sempurna sebaiknya bisu
seperti pohon, mega dan gunung
yang hadir utuh tanpa bicara
SAJAK TAK PERNAH MATI
Sajak menyuarakan puncak derita
yang pernah ditanggung manusia.
Injak, robek atau bakarlah
sajak, jerit sakit masih menyayat
malam sunyi.
Seperti berabad lalu anak Tuhan
sebelum ajalnya di salib berteriak:
"Allah, Allah, mengapa daku
kau telantarkan!" keluh itu
terus berkumandang sampai kini.
Kalau aku mampus, tangisku
yang menyeruak dari hati akan
terdengar abadi dalam sajakku
yang tak pernah mati.
Diambil dari: Kumpulan Puisi: Dan Kematian Makin Akrab, Grasindo 1995
DOWNLOAD puisi ini, silakan KLIK di sini
0 comments:
Post a Comment