AZAB DAN SENGSARA
Roman karya Merari Siregar ini oleh para pakar sejarah sastra Indonesia sering disebut-sebut sebagai roman pertama Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penerbitan roman ini dijadikan tonggak awal perjalanan sastra Indonesia baru.
Roman atau novel ini berkisah tentang sebuah keluarga yang sangat kaya dan tinggal di kota Sipirok, Sumatra Utara. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Anak laki-laki itu bernama Sutan Baringin.
Cerita berawal pada anak laki-laki itu. Sejak kecil, Sutan Baringin selalu dimanja oleh ibunya, sehingga ketika dewasa Sutan Baringin berperangai buruk. Sutan Baringin sangat suka hidup mewah, suka berpesta dan menghamburkan kekayaan orang tuanya. Sutan Baringin sangat gemar berjudi. Hal ini juga terus terjadi meski ia sudah menikah.
Sutan Baringin menikah dengan Nuria, wanita sederhana dan baik pilihan ibunya. Meski Nuria mendampingi Sutan dengan baik, tetap sajalah kelakuan Sutan tidak berubah. Tiap hari ia berjudi dengan temannya Marah Sait.
Melihat perilaku anaknya, ayah Sutan tidak kuasa lagi, hingga akhirnya meninggal. Harta warisan ayahnya yang kaya raya itupun dihabiskannya di meja judi. Akhirnya, Sutan Baringin jatuh miskin dan dililit banyak hutang.
Roman atau novel ini berkisah tentang sebuah keluarga yang sangat kaya dan tinggal di kota Sipirok, Sumatra Utara. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Anak laki-laki itu bernama Sutan Baringin.
Cerita berawal pada anak laki-laki itu. Sejak kecil, Sutan Baringin selalu dimanja oleh ibunya, sehingga ketika dewasa Sutan Baringin berperangai buruk. Sutan Baringin sangat suka hidup mewah, suka berpesta dan menghamburkan kekayaan orang tuanya. Sutan Baringin sangat gemar berjudi. Hal ini juga terus terjadi meski ia sudah menikah.
Sutan Baringin menikah dengan Nuria, wanita sederhana dan baik pilihan ibunya. Meski Nuria mendampingi Sutan dengan baik, tetap sajalah kelakuan Sutan tidak berubah. Tiap hari ia berjudi dengan temannya Marah Sait.
Melihat perilaku anaknya, ayah Sutan tidak kuasa lagi, hingga akhirnya meninggal. Harta warisan ayahnya yang kaya raya itupun dihabiskannya di meja judi. Akhirnya, Sutan Baringin jatuh miskin dan dililit banyak hutang.
Sutan Baringin dan Nuria punya dua orang anak, yang perempuan bernama Mariamin
Seluruh tingkah polah Sutan Baringin di masa lalu berdampak pada anaknya, Mariamin. Meski ia gadis yang berbudi pekerti baik, tetapi selalu dihina oleh orang-orang kampung karena perbuatan ayahnya di masa lalu. Mariamin menjalin hubungan dengan seorang pemuda bernama Aminuddin.Pemuda itu anak seorang bangsawan yang sangat terhormat di Sipirok. Maka bukan hal aneh jika perjalanan cinta mereka berdua tidak direstui oleh Baginda Diatas, orang tua Aminuddin.
Sebenarnya, ayah Baginda Diatas kakak beradik dengan ayah Sutan Baringin. Sehingga sejak kecil, Aminuddin dan Mariamin sudah bersahabat. Tetapi karena perilaku Sutan Baringinlah yang menyebabkan hubungan cinta kedua anak mereka tidak direstui.
Karena cinta mereka sudah terpupuk sejak kecil dan meski tanpa restu orang tua, Aminuddin tetap berkeinginan melamar Mariamin. Ibu Mariamin sebenarnya merestui hubungan itu karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya lagi pula Nuria ingin agar puterinya dapat hidup bahagia dan tidak lagi menderita karena kemiskinan mereka, lebih-lebih setelah Sutan Baringin meninggal dunia.
Di pihak Mariamin, ia merasa berhutang budi pada Aminuddin ketika suatu hari ia tergelincir dari sebuah jembatan bambu. Aminu'ddin menyelamatkan jiwa Mariamin dengan terjun ke sungai. Mariamin selamatkan dan merasa amat berhutang budi pada sepupunya sekaligus kekasihnya itu.
Aminu'ddin meninggalkan Sipirok dan pergi ke Deli (Medan) untuk bekerja setelah sebelumnya berjanji pada kekasihnya untuk kawin pada saat dia mampu menghidupi calon isterinya. Sepeninggal Aminu'ddin, Mariamin merasa amat sedih. Di sinilah kesetiian Mariamin diuji. la selalu menolak lamaran yang datang untuk meminangnya.
Setelah mendapat pekerjaan di Medan Aminu'ddin berkirim surat pada Mariamin untuk segera menyusulnya ke Medan. Aminuddin ingin mereka menikah di Medan. Kabar itu juga disampaikan kepada orang tua Aminuddin sendiri. Ibu Aminuddin menyetujui rencana anaknya, akan tetapi Baginda Diatas tidak. Maka supaya tidak menyakitkan hati isterinya diam-diam ia pergi ke dukun menanyakan siapakah jodoh Aminu'din sebenarnya. Tentu saja karena Baginda Diatas tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Mariamin, maka dikatakannya pada isterinya bahwa menurut dukun, jodoh Aminu'ddin bukanlah Mariamin, melainkan seorang puteri kepala kampung lain yang cantik dan kaya.
Tanpa sepengetahuan Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya hendak dijodohkan dengan Aminu'ddin di Medan. Aminuddin amat kecewa mendapat jodoh yang bukan pilihan hatinya, akan tetapi ia tidak dapat menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat dianut masyarakat. Aminuddin kemudian berkirim surat kepada Mariamin tentang perkawinannya yang tidak berdasarkan cinta, dan kepada Mariamin, ia minta sudi memaafkan dan berlaku sabar menerima cobaan.
Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang terhalang. Suatu hari Baginda Diatas datang ke rumah Mariamin hendak meminta maaf dan menyesali segala perbuatannya setelah
melihat sifat-sifat Mariamin yang baik.
Beberapa bulan kemudian Mariamin dikawinkan dengan seorang kerani yang belum dikenalnya, bernama Kasibun. Ternyata kemudian diketahui, suaminya baru saja menceraikan isterinya di Medan untuk mengawini Mariamin. Bersama Kasibun, Mariaminpun tinggal di Medan.
Suatu ketika Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya. Pertemuan itu membuat Mariamin pingsan hingga menyebabkan kecurigaan dan rasa cemburu yang besar dalam diri Kasibun. Kasibun kemudian menyiksanya tanpa belas kasihan. Akibat siksaan itu Mariamin merasa tidak tahan hidup bersama suaminya. la kemudian lapor kepada polisi dan mengadukan perkaranya. Kasibun kalah perkara. Dengan membayar denda sebesarduapuluh lima rupiah Kasibun harus mengaku bersalah dan merelakan Mariamin bercerai darinya. Mariamin amat sedih. la pulang ke rumah ibunya di Sipirok. Badannya kurus dan sakit-sakitan, hingga akhirnya ia meninggal dunia dalam kesengsaraan.***
14 comments:
kok kagak bisa diblok ???????????????
cerita'e mna ?
Nie resnsi, y? Buth sinopsisnya, nie....
Bwt tgas....
ehh...bang aq jengkel koq ngga bs di blok
mass mass kok g bs d post si..
g cip ai..
butuh analisisnya nih..
iya neh ga bs d blok
bgus bgt sinopsisnya tp g bisa d blok
seru ceritanya!
tidak bisa diblok tapi bisa didownload. Klik aja download.
kok g bis di blok....
pusingg...
btuh bnget ni critnya tpi kok gk bsa bi blok y
kek mna sih crany ?
kok ga bisa di download????
gx bsa d blog !!!!!
kog gx bsa di blog.
pada hal btuh bngat utk tgas,,,,
hufh
Post a Comment