Hikayat Kalila dan Damina
Di negeri Padaliparum (Padalipurwan) India bertakhta seorang raja bernama Sukadarma. Baginda berputra 4 orang yang sangat bodoh. Karena itu sangat sukar pula mendidik mereka. Tak seorang pun mampu mendidik mereka. Tentu saja Sukadarma sangat sedih karena takkan ada putranya yang dapat melanjutkan tahta kerajaannya kelak.
Seorang Brahmana bernama Sumasanma bersedia mendidik putra-putra Sukadarma. Tapi cara Sumasanma mendidik putra-putra raja ini lain dari yang lain. Ia hanya menyampaikan cerita-cerita yang menarik tentang binatang. Disampaikannya 5 cerita sebagai cerita Sisipan, yaitu:
1. Cerita pertama {Matrapanam): tentang seekor srigala yang memutuskan persahabatan antara lembu dengan raja singa. Percakapan 2 ekor srigala itu mengandung siasat dan politik, bagaimana membunuh musuh secara tidak langsung. Dalam cerita ini disisipkan cerita lagi. Di antaranya tentang siasat burung gagak untuk menyelamatkan telurnya yang selalu dimakan ular. Ia mengambil rantai emas putri raja dan dijatuhkannya ke liang sarang ular, sehingga ular terbunuh.
2. Cerita kedua (Sakralaum): persatuan, kesatuan, dan kerja sama yang baik dapat mengalahkan pihak yang kuat. Burung merpati, tikus, gajah, kura-kura, dan kijang yang karena bersatu dan bekerja sama, dapat terhindar dari ancaman maut seorang pemburu. Burung-burung yang kena jaring bersama-sama menerbangkan jaring setelah ujung-ujungnya diretas oleh tikus. Kerjasama itu ditiru pula oleh kijang yang kena jerat.
3. Cerita ketiga (Sandibikraum): cerita tentang taktik menghadapi lawan yang kuat, dengan cara merendahkan diri dan berusaha mengecoh. Jadi berhubungan dengan taktik dan politik. Burung gagak pura-pura luka dan mengabdikan diri kepada kawanan burung hantu, dengan maksud menyelidiki keadaan musuh. Burung hantu tidak hanya menyadari hal itu. Akhirnya semua kawanan burung hantu dikalahkan burung gagak.
Seorang Brahmana bernama Sumasanma bersedia mendidik putra-putra Sukadarma. Tapi cara Sumasanma mendidik putra-putra raja ini lain dari yang lain. Ia hanya menyampaikan cerita-cerita yang menarik tentang binatang. Disampaikannya 5 cerita sebagai cerita Sisipan, yaitu:
1. Cerita pertama {Matrapanam): tentang seekor srigala yang memutuskan persahabatan antara lembu dengan raja singa. Percakapan 2 ekor srigala itu mengandung siasat dan politik, bagaimana membunuh musuh secara tidak langsung. Dalam cerita ini disisipkan cerita lagi. Di antaranya tentang siasat burung gagak untuk menyelamatkan telurnya yang selalu dimakan ular. Ia mengambil rantai emas putri raja dan dijatuhkannya ke liang sarang ular, sehingga ular terbunuh.
2. Cerita kedua (Sakralaum): persatuan, kesatuan, dan kerja sama yang baik dapat mengalahkan pihak yang kuat. Burung merpati, tikus, gajah, kura-kura, dan kijang yang karena bersatu dan bekerja sama, dapat terhindar dari ancaman maut seorang pemburu. Burung-burung yang kena jaring bersama-sama menerbangkan jaring setelah ujung-ujungnya diretas oleh tikus. Kerjasama itu ditiru pula oleh kijang yang kena jerat.
3. Cerita ketiga (Sandibikraum): cerita tentang taktik menghadapi lawan yang kuat, dengan cara merendahkan diri dan berusaha mengecoh. Jadi berhubungan dengan taktik dan politik. Burung gagak pura-pura luka dan mengabdikan diri kepada kawanan burung hantu, dengan maksud menyelidiki keadaan musuh. Burung hantu tidak hanya menyadari hal itu. Akhirnya semua kawanan burung hantu dikalahkan burung gagak.
4. Cerita keempat (Artanasam): cerita tentang orang yang tidak arif. Mudah terbujuk oleh kata-kata yang manis dan akhirnya ia tertipu. Buaya yang terbujuk oleh kera, agar mau menyeberangkannya dengan bujukan kelak akan diberi hadiah yang menarik.
5. Cerita kelima (Samhi Rica Karium): cerita tentang orang yang tidak sabar, ceroboh, dan tergesa-gesa bertindak serta tidak bijaksana. Dikiaskan dalam cerita tentang seorang brahmana yang membunuh cerpelai (sebangsa tupai). Dengan setia cerpelai menjaga anak-anak brahmana sesuai dengan tugas yang diembannya dari brahmana. Tiba-tiba datang seekor ular hendak menyerang dan membinasakan anak-anak brahmana. Sekejap mata cerpelai melompat menyerang ular. Ia hendak menyelamatkan anak-anak tuannya. Ular dapat dikalahkan dan mulut cerpelai berlumuran dengan darah ular. Setelah brahmana pulang dan melihat mulut cerpelai berlumuran darah, tanpa berpikir panjang cerpelai langsung dibinasakannya karena diduga telah membinasakan anak-anaknya. Betapa terkejut dan sangat menyesal brahmana setelah melihat anak-anaknya tidur dengan nyenyak dan tidak jauh dari situ tergeletak bangkai ular yang berlumuran darah. Sadarlah brahmana bahwa cerpelai telah menyelamatkan anak-anaknya dari serangan ular. Darah pada mulut cerpelai tidak lain adalah darah ular. Timbullah sesal brahmana berkepanjangan karena ia telah keliru dan salah besar.
Kelima cerita yang disampaikan Sumasanma mengandung kiasan, perumpamaan, nasihat, dan pengajaran. Para putra raja sangat terkesan dan memahami semua makna atau kiasan serta ajaran hidup yang terkandung di dalamnya. Para putra raja menjadi orang yang arif, bijaksana, dan berilmu, berkat kelima cerita yang disampaikan Sumasanma. Raja sangat gembira atas keberhasilan Sumasanma menjadikan putra-putranya orang yang arif, bijaksana, dan pandai. Tentu saja Sumasanma mendapat hadiah yang sangat berharga dari Sukadarma.***
5. Cerita kelima (Samhi Rica Karium): cerita tentang orang yang tidak sabar, ceroboh, dan tergesa-gesa bertindak serta tidak bijaksana. Dikiaskan dalam cerita tentang seorang brahmana yang membunuh cerpelai (sebangsa tupai). Dengan setia cerpelai menjaga anak-anak brahmana sesuai dengan tugas yang diembannya dari brahmana. Tiba-tiba datang seekor ular hendak menyerang dan membinasakan anak-anak brahmana. Sekejap mata cerpelai melompat menyerang ular. Ia hendak menyelamatkan anak-anak tuannya. Ular dapat dikalahkan dan mulut cerpelai berlumuran dengan darah ular. Setelah brahmana pulang dan melihat mulut cerpelai berlumuran darah, tanpa berpikir panjang cerpelai langsung dibinasakannya karena diduga telah membinasakan anak-anaknya. Betapa terkejut dan sangat menyesal brahmana setelah melihat anak-anaknya tidur dengan nyenyak dan tidak jauh dari situ tergeletak bangkai ular yang berlumuran darah. Sadarlah brahmana bahwa cerpelai telah menyelamatkan anak-anaknya dari serangan ular. Darah pada mulut cerpelai tidak lain adalah darah ular. Timbullah sesal brahmana berkepanjangan karena ia telah keliru dan salah besar.
Kelima cerita yang disampaikan Sumasanma mengandung kiasan, perumpamaan, nasihat, dan pengajaran. Para putra raja sangat terkesan dan memahami semua makna atau kiasan serta ajaran hidup yang terkandung di dalamnya. Para putra raja menjadi orang yang arif, bijaksana, dan berilmu, berkat kelima cerita yang disampaikan Sumasanma. Raja sangat gembira atas keberhasilan Sumasanma menjadikan putra-putranya orang yang arif, bijaksana, dan pandai. Tentu saja Sumasanma mendapat hadiah yang sangat berharga dari Sukadarma.***
Download teks ini KLIK di sini
1 comments:
haduh gag bosa do copy
Post a Comment