Seni Harus Diabdikan Pada Masyarakat
Usmar Ismail telah mencoret dalam ungkapan puisinya semboyan “l’art pour l’art”. Semboyan yang mendengungkan bahwa seni dicipta hanya untuk seni, dengan tak mengindahkan baik-buruknya, faedah tidaknya terhadap masyarakatnya.
Pendapat Usmar Ismail melihat segala kenyataan bahwa semboyan l’art pour l’art tidak dapat berlaku pada masa itu. Menurutnya, seni harus diabdikan kepada nusa dan bangsa, kepada agama dan cita-cita dan harus berbentuk jelas serta dilahirkan oleh sukma sejati.
Pendapat Usmar Ismail melihat segala kenyataan bahwa semboyan l’art pour l’art tidak dapat berlaku pada masa itu. Menurutnya, seni harus diabdikan kepada nusa dan bangsa, kepada agama dan cita-cita dan harus berbentuk jelas serta dilahirkan oleh sukma sejati.
Jiwa kepenyairan Usmar Ismail tampak dalam dua puisi berikut:
KITA BERJUANG
Terbangun aku, terloncat duduk,
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat hari’lah terang, jernihlah falak
Telah lamalah kiranya fajar menyingsing
Kuisap udara
Legalah dada,
Kupijak tanah
Tiada goyah,
Kudengar bisikan
Hatiku rawan:
“Kita berjuang!
Kita berjuang!”
Sebagai dendang menyayu kalbu
Bangkitlah hasrat damba nan larang
Ingin ke medan ridla menyerbu:
“Beserta saudara turut berjuang!”
PUJANGGA DAN CITA-CITA
Bertanya aku pada Pujangga:
Jikalau Tuan orang pemuja
Cita-cita yang suci murni
Pernahkah Tuan menguji diri
Membongkar batin ‘nyiasat jiwa
Sebelum Tuan ikut bernyanyi?
Benarkah menyala di dada Tuan
Asia Raya, Buah pujaan?
Janganlah hendaknya, wahai Pujangga
Cita-cita jadi mainan kata,
Sekedar untuk pengisi ‘laman
Sebagai hiburan sendau-gurauan!
Carilah dulu perjuangan jiwa
Carilah Asia di dalam dada!
Jikalaulah jelas di dalam hati
‘lah berpadu jiwa dan cita-cita
Pujalah Tuan Pembangkit bangsa
Tuanlah Pujangga seni sejati!
Sekiranya Tuan hanyalah bijak berkata-kata
Bah’gialah dengan Kurnia Yang Maha Esa
Tapi janganlah, jangan disentuh “Taruhan Jiwa”
Berdosalah Tuan kepada Asia… Kepada Bangsa.
Download postingan ini?
KLIK di sini
KLIK di sini
0 comments:
Post a Comment