Friday, November 20, 2009

Monolog Anton Chekov: Racun Tembakau

Monolog

RACUN TEMBAKAU
Karya Anton Chekov; terjemahan Jim Lin



IVAN BERCAMBANG PANJANG, KUMIS DICUKUR KLIMIS, JAS RESMI YANG SUDAH TUA DAN SELALU SERING DI PAKAI, IA MUNCUL DENGAN SIKAP AGUNG, MANGGUT DAN MEMPERBAIKI VASNYA.

Omong-omong Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya (MENGUSAP CAMBANGNYA) pada Istri saya datang sebuah permintaan supaya untuk tujuan amal saya membacakan sebuah ceramah yang bersifat umum, Nah, kalau saya harus ceramah, mesti saja—bagi saya tidak menjadi soal sama sekali. Jelas saya ini bukan professor, dan saya tidak mempunyai gelar apapun, tapi meskipun demikian, selama 30 tahun ini, bahkan sampai merugikan kesehatan dan segala rupa, tidak ada berhentinya saya mengerjakan persoalan-persoalan yang bersifat ilmiah melulu, saya seorang pemikir, dan bayangkan sewaktu-waktu saya juga menyusun tulisan-tulisan ilmiah. Maksud saya bukan ilmiah saja tapi maaf, saya katakan ini boleh digolongkan ke kelas ilmiah, sebelum lupa, kemarin dulu saya menulis artikel panjang berjudul bahaya dari jenis-jenis serangga tertentu. Anak perempuan saya semuanya sangat mengenangnya, terutama bagian-bagian mengenai kutu-kutu tembok, tapi setelah dibaca kembali, saya robek-robek lagi.

Untuk ceramah hari ini; omong-omong saya mengambil sebuah pokok tentang bahaya yang disebabkan pada bangsa manusia oleh menghisap tembakau. Saya sendiri merokok, tapi istri saya yang menyuruh ceramah tentang bahaya tembakau pada hari ini, dan karena itu, tidak ada jalan lain. Tentang tembakau. Ya sudah tembakaulah...

bagi saya sama sekali bukan soal; tapi bagi hadirin, saya anjurkan sebisa-bisanya menganggap ini dengan segala kesungguhan, demi mencegah terjadinya sesuatu yang tidak terduga. Namun siapa yang takut ceramah ini akan terlampau kering ilmiah, yang tidak suka macam begini mereka tidak perlu ikut mendengarkan, dan saya tidak keberatan kalau mereka mau pulang saja (MEMPERBAIKI VASNYA) saya, terutama minta perhatian dari anggota lingkungan kedokteran yang hadir disini, untuk mereka bisa memperoleh keterangan berguna dari ceramah saya, berhubung tembakau selain membawa akibat-akibat buruk, juga dipergunakan dalam pengobatan. Tembakau kita kenal sebagai tumbuh-tumbuhan...

biasanya kalau saya ceramah, mata saya yang kanan sering kedip-kedipan yang hadirin tak usah hiraukan! Itu lantaran senewen, dan kedipan mata ini sudah mulai sejak lama, sejak tahun 1889, kalau mau tepatnya tanggal 13 September, di hari istri saya melahirkan anak perempuan yang omong-omong , yang ke empat, Barbara. Anak perempuan saya semuanya lahir pada tanggal 13, tapi (MELIHAT ARLOJI).

Karena sempitnya waktu, sebaiknya saya jangan menyimpang dari pembicaraan ceramah ini. Sebelum lupa saya bisa sebutkan bahwa istri saya punya sekolah musik dan membuka indekost partikelir, maksud saya bukan indekost biasa, tapi berupa itulah, antara kita,,, istri saya dan saya, ia paling demen ngomel tentang kesusahan zaman, padahal ia punya simpananan uang 40 sampai 50 Rubel di satu tempat yang tersembunyi, sedangkan saya, saya ini tidak dikarunia sepeser-pun, tidak se-sen-pun... tapi ya, buat apa ngotot tentang hal yang begituan?

Saya turut mengatur indekos dengan menjaga urusan rumah tangga. Saya yang belanja persedian makanan, saya awasi bujang-bujang, saya catat pengeluaran-pengeluaran dalam buku besar, saya lihat buku tulis anak-anak, saya pembasmi kutu-kutu, saya bawa jalan-jalan anjing kesayangan istri saya, saya nangkap tikus...

Malam kemarin saya menakar tepung terigu dan mentega (UNTUK KOKI) berhubung hari ini kita makan kue dadar gulung. Singkatnya hari ini setelah dadar gulungnya jadi, istri saya masuk ke dapur, untuk mengabarkan bahwa dari tiga murid-murid tidak dapat dadar gulung lantaran sakit gendeng. Jadi kebenaran saja ada beberapa dadar gulung kelebihan. Lantas mau diapakan? Istri saya tadinya suruh simpan dilemari; kemudian dia berfikir lagi dan setelah dipertimbangkan ia berkata “sudah makan saja dadar gulung itu, begeng...” kalau sedang marah-marah selalu panggil saya demikian; begeng, cacing, atau setan alas. Dia sering marah-marah begitu.

Saya tidak punya, perlahan-lahan malah dadar gulung itu saya telan bulat-bulat, karena saya selalu kelaparan. Kemaren misalnya saya tidak dikasih makan; tidak ada gunanya” kata istri saya parabin itu begeng.... tapi (melihat pada arlojinya lagi) saya sudah ngelantur lagi, sudah menyimpang pada pokoknya, mari kita lanjutkan, meskipun tentu saja hadirin lebih senang mendengarkan roman atau simponi atau sebuah area.... (NYANYI) dalam api perjuangan kita tidak gentar .... saya kurang ingat dari opra mana itu’ ... sebelum lupa, saya belum sebut bahwa sebelum menjaga urusan rumah tangga, di sekolah musik istri saya tugas, saya termaksud juga mengajar matematika, ilmu hayat, ilmu kimia, ilmu bumi, sejarah, do re mi, sastra dan seterusnya; untuk les dansa nyanyi, dan menggambar istri saya meminta bayaran ekstra, meskipun sebetulnya, saya guru dansanya dan guru nyanyinya.

Sekolah musik kami terletak dijalan lima, anjing nomor 13, karena baranga kali itu membikin hidup saya sial karena tinggal dirumah nomor 13. lagi pula anak perempuan saya lahir pada tanggal 13, dan rumah kami punya 13 jendela... tapi, ya untuk apa diributkan semua itu. Istri saya selalu dirumah setiap waktu, bisa terima kunjungan pembicaraan prospektus, dan sekolah bisa dapat dari portir, tiga ketipan satunya (mengambil beberapa contoh dari salah satunya) tidak ada yang mau? Sudahlah, dua kepit (HENING)

sayang sekali satu nomor rumah kami jalan 13.( sayang sekali ) saya ini memang gagal dalam beberapa hal, saya sudah tua dan lagi bodoh, sekarang saya sedang ceramah dan kelihatannya riang. Tapi sesungguhnya saya ingin teriak setinggi langit atau lari keujung dunia. Dan pada siapa saya mengadu saya malah ingin menangis-hadirin. kaukan punya anak perempuan .... tapi anak perempuan itu apa? Saya ngobrol dengan mereka, mereka demikian melulu ... istri saya punya? Anak perempuan ... bukan, maaf kalau tak salah 6 (RUSUH) tentu saja yang sulung Anna, umur 27, yang bungsu sudah berumur 17, tuan-tuan (MELIHAT SEKELILING) aku sengsara, aku sudah menjadi dungu tidak berarti, didepan sini saya berdiri sebagai seorang ayah yang paling bahagia. Bagaimanapun, begitulah mestinya dan aku tidak berani mengatakan bahwa tidak begitu. Tapi kalau kalian tau! Aku sudah bersama biniku selama 33 tahun itu adalah tahun-tahun yang paling subur, maksudku bukan yang terbaik, tapi secara umurlah. Telah lalu semua, dalam satu kata, seperti satu detik kebahagiaan, tapi terus terang, persetan segalanya.!

(MELIHAT KELILING) aku kira dia belum datang kesini, jadi aku bisa bicara sesuka ku. Nah seperti sudah aku katakan, anak perempuanku belum pada kawin. Kemungkinan mereka pada pemalu, dan juga karena jejaka-jejaka tidak di beri kesempatan melihat mereka. Biniku paling tidak suka bikin pesta, ia tidak pernah undang siapa-siapa makan. Dia kelewat judes, adatnya jelek, perempuan tukang cek-cok, sehingga tidak ada yang bertamu, tapi ini, aku tahu karena aku percaya pada saudara-saudara (naik ke fuotligt) pada hari-penting penting anak perempuan biniku bisa dijumpai dirumah (bini mereka) pakai gaun kuning ordo-ordo hitam. Disana makannya betul-betul enak dan kalau kebetulan biniku tidak ikut, kita bisa saja.... (MENGANGKAT SIKUT) maklum, aku bisa saja mabuk dari satu gelas anggur dan disaat demikian aku merasa sangat bahagia dan sekaligus sedih yang tidak aku bisa gambarkan pada hadirin, aku teringat lagi masa muda dan ada sesuatu yang membikin aku ingin lari. Ingin minggat segera...

oh jikalau saudara-saudar bisa merasakan bagaimana aku ingin melakukan itu! (SEMANGAT) dari, meninggalkan semua ini, lari tanpa menengok lagi kebelakang... kemana tidak peduli kemana... asalkan bisa minggat dari kehidupan yang hina, kejam, rumah ini yang sudah menjadikan aku tua mangka bobrok, tua bangka edan, minggat dari si pelit goblig, galak, dengki, yang jiwanya sempit, serta minggat dari kemusikan (kemusrikan), dari dapur, dari urusan duit bibiku, dari persoalan-persoalan sepele dan fulgar... lari untuk berhenti di suatu tempat yang jauh, jauh sekali di suatu padang, untuk berdiri menjulang seperti pohon, seperti tiang, seperti beubeugig pengusir burung, dibawah langit yang lebar dan semalam terus memandang bulan yang terang dan sunyi diatas kepala, lalu melegakan, melupakan...

oh betapa aku rindukan kemampuan tidak mengingat, betapa aku tidak sabar untuk menjambret jas tua, buluhuk ini, yang 33 tahun yang lalu dipakai dipernikahanku (dengan kasar membuka jasnya), yang selamanya mesti ku pakai buat beri ceramah-ceramah pada kesempata yang ada... rasain lho! (MENGINJAKNYA) rasain luh! Aku tua, melarat, sengsara, seperti jas tua ini, dengan punggungnya yang tambal-tambal, bobo nyeh-nyeh (MELIHATKAN PUNGGUNG) aku tidak mau apa-apa! Aku lebih suka, dan lebih baik dan lebih bersih dari itu, aku pernah muda, aku pernah belajar di universitas, aku pernah bercita-cita, aku pernah menganggap diriku lelaki... sekarang aku tidak mau pap-apa! Tidak apa-apa selain istirahat ... istirahat! (MELIHAT BELAKANG IA CEPAT MEMAKAI JASNYA LAGI) istri saya sudah ada di belakang panggung... sudah datang dan mengejar saya disini (melihat pada arloji) waktu sudah habis... kalau ditanya istri saya, saya mohon, saya mohon dengan sangat , jawablah bahwa pemberi ceramahnya... bahwa si begeng, saya maksud, saya sendiri, telah melakukanya tugasnya dengan sopan. (MELIHAT KEPINGGIR) (BATUK-BATUK) istri saya sedang memandang saya...

(SUARA DIPERKERAS) setelah kita bertitik tolak dari segala, bahwa tembakau mengandung racun yang sangat jahat, seperti tadi saya uraikan, maka hendaknya kebiasaan merokok harus dihapuskan dan omong-omong, saya mengharapkan sekali bahwa ceramah saya mengenai “ bahwa dari tembakau” ada juga manfaatnya bagi hadirin sekalian... sekian (MANGGUT DAN MENGUNDURKAN DIRI DENGAN AGUNG).

2 comments:

makasih atas uraiannya manfaat banget nih thanks

gmana cara ngedownload karya chekov?

Post a Comment

Download Novel Sastra
Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) - Lintang Kemukus Dini Hari (Ahmad Tohari) - Jentera Bianglala (Ahmad Tohari) - Kubah (Ahmad Tohari) - Di Kaki Bukit Cibalak (Ahmad Tohari) - Bekisar Merah (Ahmad Tohari) - Siti Nurbaya (Marah Rusli) - Di Bawah Lindungan Kabah (Hamka) - Azab dan Sengsara (Merari Siregar) - Harimau-Harimau (Mochtar Lubis) - Supernova (akar - Dee) - Supernova (petir - Dee) - - Sengsara Membawa Nikmat (Tulis Sutan Sati) - Mantra Penjinak Ular (Kuntowijoyo) - Mangir (Pramoedya Ananta Toer) - Arok-Dedes (Pramoedya Ananta Toer) - Perburuan (Pramoedya Ananta Toer) - Kasih Tak Terlerai (Suman Hs) - Gadis Pantai (Pramoedya Ananta Toer) - Atheis (Achdiat Kartamiharja)


goesprih.blogspot.com Overview

goesprih.blogspot.com has 1.444.907 traffic rank in world by alexa. goesprih.blogspot.com is getting 761 pageviews per day and making USD 3.70 daily. goesprih.blogspot.com has 210 backlinks according to yahoo and currently not listed in Dmoz directory. goesprih.blogspot.com is hosted in United States at Google data center. goesprih.blogspot.com is most populer in INDONESIA. Estimeted worth of goesprih.blogspot.com is USD 2701 according to websiteoutlook