PERIHAL KALAH TARUNG
Puisi Dody Kristianto
Bagaimana bila jurus dan siasatmu yang paling
ampuh tak mampu meredakan ia? Memindah ia
dari berdirinya
atau jika belukar dan bebatang tinggi menampik
menjagamu, menyamarkanmu dari tatapnnya
yang berjaga
tentu kamu lebih menunggu guntur di langit
bertandang dan menyambar ia yang masih
memainkan jurus yang tak mampu kamu elakkan.
Kamu yang telah memainkan segala senjata,
yang menampakkan itikad menyentuh bagian
jantungnya. Semua muslihatmu telah ia kira,
telah ia hitung sampai pada tusukan pedangmu
yang terhalus.
Tentu ia lebih banyak mendaras kitab dibanding
kamu yang hanya sebatas mengeja
Maka, biar jurusnya menghampirimu. Pasrah saja
pada gerak di depan mata. Namun, amati segala
laku yang disimpan tinju itu. kamu tentu tak
menduga bila tinjunnya melepas bayangan yang
berniat meninggalkan jejak memar pada dadamu.
Atau bila tiba-tiba telapak itu berwujud pedang,
menyentuh dan meninggalkan sayatan atau irisan
pada kulitmu.
Semua lagak lagamnya tentu kamu simpan dalam
kenangan. Kelak, kamu berharap akan berjumpa
lagi dengannya. Mengembalikan segala memar
dan luka yang ia tinggalkan.
Tentu kamu harus teguh mengucap doa agar
jurus termahirnya tidak menyentuh tubuh
dalammu dan membalikmu menuju tanah basah
yang tak pernah kamu rasa.
Bila demikian, kamu tentu mengucap selamat
tinggal bukan ?
2012
MELATIH PUKULAN KIDAL
Bukan ada sopan itu
yang kamu cemaskan benar bukan
tapi bagaimana yang tak imbang ini
kini sejalan
Selaras dalam gerak, menyatu dalam sajak
hingga yang terlihat ialah sepasang hantam
paling rancak
Kuatkanlah, sebagaimana kamu mengenali
tangan kananmu yang sanggup memecah batu
Pertama
bila mampu keraskan ia
hingga sebuah martil atau bebatu
yang jatuh dari langit lain
tak sanggup menggoyang keteguhannya
Kedua
ia sungguh perlu lemas
ia perlu mengambang namun mematikan
ia perlu mengenal bagaimana ular yang tenang
sanggup melemahkan seekor macan
Ia perlu berguru ihwal keluwesan
pada dedaun yang sudah hilang hijaunya
dan tinggal menunggu waktu pulang ke tanah
2012
Sumber; Kompas, 25 Maret 2012
0 comments:
Post a Comment