TUAN, TURUTLAH MERASAKAN
Sudahkah pernah tuan melihat awan putih berarak-arak merupakan tumpukan benda-benda bermacam-macam bentuk, di langit biru lazwardi?
Perhatikanlah!
Sebentar saja?
Jangan, tuan. Benda putih itu berkaki, berekor, bergigi, berkumis, bergombak. Mata yang galak itu hendak menerkam. Lihatlah, dia bergerak perlahan-lahan dengan hati-hati. Terharu jiwa melihatnya.
Aduuh... janganlah, janganlah, janganlah menjadi benda yang berdarah, berdaging, berbulu dan bergigi, dan akan menjadi sebesar yang dibentukkan awan itu.
Bagaimanakah? Bagaimana?
Heningkanlah sebentar tuan, heningkanlah, sabar-sabar, sabar dahulu. Mata jangan tuan kejapkan. Pandanglah terus ke benda itu, nyata-nyata.
Jangan tuan lengah dari memandang benda itu. Jangan, jangan! Jika tuan lengah dan takut, benda tadi menjadi pokok dan sari ingatan tuan, pun 'kan jadi dasar kalbu jiwa tuan.
Tuan lihat terus kepada gerak benda tadi, ia membentuk perlahan-lahan.
Lihatlah tuan, mata singa yang menakutkan tuan menjadi mata si Bintang Timur. Gombaknya menjadi rambut mayang mengurai.
Kuku yang tajam melekat rapat pada kaki binatang itu, yang seakan-akan hendak menerkam, merupakan jari si Bulu Landak, hendak membelai rambut kekasihnya.
Ekor yang mengibas-ngibas oleh kepanasan karena hendak menerkam mangsanya, menjadi selendang sutra satin melilit tubuh Dewi juita.
Perut singa yang kempis lapar dan haus oleh daging dan darah mangsanya itu, meramping bagus tubuh Dewi. Jalannya melenggang lenggok mengayun lemah, menghauskan kita ke anggur piala asmara.
Dewi berangsur hendak terbang perlahan-lahan, hendak mengintip dunia.
Tuan, masih tuan lihat itu? Tuan pandanglah terus, pandanglah, pandanglah, nyata, nyata-nyata, pandanglah, seperti tuan memandang singa tadi.
Dan selalu tiap-tiap tuan melihat itu janganlah lupa kepada tiap-tiap bentuk yang terjadi, menjadikan gedung ingatan tuan.
Dan janganlah tuan lupa gedung itu akan tidak tinggal selama-lamanya menjadi gedung ingatan tuan.
Tahukah tuan apa yang menjadikan gedung ingatan tuan?
Tuan, gedung ingatan tuan pada bentukan yang menjadikan benda tadi, oleh dan dari alam kenyataan yang tuan lihat.
Tuhan, aku akan terus-terus melihat dan akan merasakan.
0 comments:
Post a Comment