KOOR
(Kidung Orang-orang Rakus)
Oleh Teater Lembaga
ADEGAN 1
Musik.Orang-orang berperut buncit bermunculan dalam aktivitas mereka, tenggelam dalam irama dan nyanyian gembira. hingga satu moment, gerakan mereka membeku. kurop, menyibak keramaian, bicara pada penonton.
KUROP
Koor? Kedengerannya aneh gak, sih? Tapi di sini, di negeri kami yang bernama Negri Durjanasia ini, anda boleh bilang kalo setiap kami semua adalah penganut koor yang taat. Karena koor adalah nilai luhur warisan para leluhur. Anda bisa buktikan semua itu dengan melihat bagaimana cara kami memelihara dan membuncitkan perut-perut kami. Karena perut buncit adalah lambang kegagahan kami, kewibawaan, kesuksesan, kesejahteraan dan kesempurnaan hidup kami. Jadi sudah sewajarnya kalo kami mengarahkan semua tindakan-tindakan kami- tanpa terkecuali, demi perut-perut buncit kami ini. Lantas, anda semua mungkin akan bertanya... bagaimana cara kami melestarikan koor yang luhur itu secara turun-temurun? Ahaa...inilah negeri kami, rumah kami...kami akan terus ada dan berkembang dalam...tradisi!
orang-orang yang tadi membeku dalam aktivitas mereka, tiba-tiba mencair kembali, menyanyi dan menari, riang.
ORANG-ORANG (Nyanyi)
Tradisi!...Koor!...Tradisi!...Koor!...Tradisi!... Koor! Lestarikanlah tradisi!...Koor!...
Purok masuk, sosoknya nampak paling kurus, penampilannya ganjil dibandingkan yang lain. purok celingukan, seperti orang linglung.
ORANG 1 (Nyanyi)
Dengan tradisi koor...kita tau kapan kita mesti tidur...
ORANG 2 (Nyanyi)
...kita tau kapan mesti bangun...
ORANG-ORANG (Nyanyi)
Tradisi!...Koor!...Tradisi!..Koor!...Makmur....!
ORANG-ORANG (Nyanyi)
Jangan jadi orang jujur...hidupnya nanti malah mundur!
ORANG-ORANG (Nyanyi)
Tau sama tau...itu jurus yang paling manjur!
PEREMPUAN 1 (Nyanyi)
Mau belanja di pasar, jangan cuma bawa uang...ajak saudara atau teman, biar bisa bersekongkolan...
PEJABAT 1 (Nyanyi)
Kedudukan tinggi, jadi mentri, atau polisi...cukup pake koneksi.
ANAK-ANAK KECIL (Nyanyi)
Umur tiga tahun kami mulai belajar curang...umur lima tahun belajar tipu-tipuan...
ANAK-ANAK REMAJA (Nyanyi)
Umur lima belas mulai praktek lapangan...curi-curi waktu...cari-cari kesempatan. Jilat sana-jilat sini...rebut kedudukan orang!
ORANG-ORANG (Nyanyi)
Itulah nilai luhur warisan para leluhur...
sekelompok orang-orang sedang melakukan transaksi di pasar dengan saling mencurangi. kurop hadir di antara mereka.
KUROP (Pada penonton)
Beginilah cara kami hidup dalam adab kesantunan yang terpelihara dengan baik. Dari generasi ke generasi. Saling menjegal satu sama lain, sikut sana-sikut sini, saling curang-mencurangi- dengan arif. Dan dengan begitu kebersamaan kami terus tumbuh, tercipta oleh satu kebutuhan yang sama...yaitu; kebutuhan membuncitkan perut pribadi!
Black Out
Gelap. Hanya sebulat cahaya menerangi wajah purok. purok tercekam sendirian. suara-suara berita tentang purok, sang koruptor terdengar dari berbagai siaran membuat suara dari berita itu menjadi saling bertumpuk. lampu follow masih menyorot wajah purok yang duduk di sebuah kursi dengan wajah yang pucat dan bibir yang bergetar. tiba-tiba terdengar suara ketukan palu menghentikan suara berita-berita tentang koruptor itu.
SUARA HAKIM
Terdakwa PUROK terbukti melakukan penggelapan uang sehingga negara mengalami kerugian sebesar 15 trilyun. Dan terdakwa Purok berhak atas hukuman 10 tahun penjara!
Lampu tiba-tiba terang semua. suasana pasar di negeri durjanasia, riuh oleh semua penduduk negeri yang semuanya berperut buncit.
purok masih duduk di kursinya memandangi sekeliling dengan rasa heran melihat berbagai kecurangan yang ada di pasar itu. seorang penjual mengusir purok dari bangkunya.
PENJUAL
Minggir! Kursi ini buat langganan saya. Enak aja maen dudukin!
PUROK
Maaf, maaf...
Seorang penjual beras sedang menempelkan besi pada timbangannya supaya jadi berat sebelah.
PENJUAL BERAS
Bagus. ( pada pembeli) Ayo, beras murah, beras murah....
seorang pemuda sudah selesai membeli sehelai kain selendang.
PENJUAL SELENDANG (Menamparkan uang ke selendang)
Laris manis, laris manis...
Si pemuda langsung mendekati pacarnya, memberikan kain itu dengan sikapnya yang romantis. si gadis tersenyum senang dan kaget melihat lipatan kain itu bolong. si gadis langsung menampar si pemuda dan langsung pergi. si pemuda memandang si penjual kain. si penjual kain nampak puas.
PENJUAL KAIN
Selendang sutra, selendang sutra...
Kecurangan terjadi di mana-mana. purok selalu merespon dan mencoba mencegah para pembeli untuk tidak belanja di situ. kurop, seorang petugas polisi, memperhatikan tingkahnya. Purok semakin kebingungan menghadapi keadaan negri yang menurutnya kacau balau. Kurop, terus mengamati tingkah purok yang semakin aneh.
KUROP
Hei, kamu! Sini!
Purok celingukan, bingung.
KUROP
Kamu! Iya! Kamu, sini!
PUROK
Saya pak?
KUROP
Iya, kamu! Kamu pikir saya ngomong sama malaikat?... Sini!
Purok tegang dan dengan terpaksa menghampiri Kurop.
KUROP
Kenapa badan kamu kurus?
PUROK
Hah? Ooo...(Menganehi keadaan sekeliling)
Ingin baca naskah lengkap?
DOWNLOAD naskah ini? KLIK DI SINI
0 comments:
Post a Comment