Monday, May 17, 2010

Inu Kertapati Asmaraningrat

Pertunangan Candra Kirana dengan Inu Kertapati

(Hikayat Panji Semirang bagian 2)

RAJA KURIPAN adalah kakak Raja Daha. Namanya masyhur ke segenap negeri. Kerajaannya luas, tanahnya subur. Rakyatnya banyak dan hidup makmur. Rakyat taat dan hormat kepada raja, sebab Sri Baginda adil, amat sabar lagi budiman; seorang bangsawan yang bijaksana dan pendekar pula.

Putra Sri Baginda hanya seorang, Raden Inu Kartapati namanya. Elok parasnya laksana Dewa Kamajaya dari kayangan; baik tingkah lakunya dan amat dermawan.

Sri Baginda serta permaisuri amat kasih akan putranya. Rakyat pun demikian pula dan memberi Raden Inu Kartapati gelar kesayangan Raden Asmara Ningrat.

Sesuai dengan adat kebiasaan istana, Raden Inu Kartapati diasuh oleh dayang-dayang dan inang pengasuh; orang-orang kepercayaan Sri Baginda. Cukuplah usianya untuk belajar, maka Raden Inu Kartapati pun belajar pelbagai ilmu kesaktian; pelbagai macam ilmu ketangkasan yang patut dan berguna bagi seorang putra raja.

Sri Baginda dan permaisuri amatlah bahagia melihat putranda, yang bertambah besar bertambah elok parasnya dan semakin baik pula tingkah lakunya.

Namun sudahlah menjadi adat hidup, manusia tak pernah puas dengan apa yang sudah ada; suka dan duka silih berganti berkunjung meninggalkan singgasana hidup.

Demikianlah pula halnya dengan Baginda Raja Kuripan. Sri Baginda memikirkan keadaan putranda Raden Inu Kartapati yang sekarang sudah akilbalig dan sudah saatnya dicarikan pasangan hidup.

Pada suatu hari duduklah Sri Baginda bersama permaisuri di balai peranginan, dihadapi oleh orang-orang tua dalam istana.

Pemaisuri menghadapi sebuah puan; hatinya resah melihat wajah Sri Baginda muram. Namun permaisuri tak berani bicara, tak berani bertanya apakah gerangan yang memasygulkan hati Sri Baginda.

Untunglah, kesunyian lekas berakhir, karena Sri Baginda bersabda, Ya adinda. Apakah bicara kita sekarang? Sungguhpun kita selama ini hidup sejahtera dalam kerajaan yang demikian besarnya; selamat tanpa gangguan, tetapi masih ada sesuatu yang tersangkut pada hati kakanda; sesuatu yang ganjil dan makan pikiran kakanda."

Selesai Sri Baginda bersabda, suasana menjadi sepi kembali. Hati permaisuri yang lega karena terlpas dari gangguan kesunyian, kini menjadi gelisah lagi, karena sabda sang Nata (raja) samar-samar seperti teka-teki. Permaisudi tak lekas menyambut titah sang Nata, namun lama bermenung juga menerawang dindmg batin, mendengarkan bisikan kalbu, kalau-kalau ada noda yang memasygulkan hati Sri Baginda… Dibiarkannya hatinya mengembara ke alam gaib, meneropong alam nyata, menceri jawab di balik dinding kesamaran.

Permaisuri tahu dan yakin akan keluhuran budi Baginda Raja Jadi betapa ruwet pun keadaan, Sri Baginda tak mungkin akan bertindak sewenang-wenang tetapi pasti memegang teguh keadilan. Setelah permaisuri merasa diri tak bersalah, timbullah pikiran, duga persangka kepada saudara-saudara Sri Baginda. Mungkinkah Raja Daha, Raja Gagelang, dan Biku Gandasari merupakan sangkutan dalam hati Sri Baginda?

Matahati permaisuri kini meneropong ke alam jauh, melangkaui batas kerajaan Kuripan, terus menuju istana Daha tempat bersemayam adinda Sri Baginda. Terbayang muka Raja Daha dengan permaisurinya Puspa Ningrat serta putrinya nan ayu Galuh Cendera Kirana. Kemudian selir-selir Sri Baginda, yaitu Mahadewi dan Paduka Liku kekasih Baginda serta putrinya, yang pendengki hati, bernama Galuh Ajeng

Seorang demi seorang diteropong dengan teliti. Siapakah gerangan di antara mereka yang boleh disangka, diduga menjadi duri penyatkit hati Sri Baginda Kuripan? Pertanyaan tak terjawab. Permaisuri mengalihkan pandangan hatinya ke istana Gagelang, tempat bersemayam adinda Sri Baginda yang nomor dua. Pun di sini pertanyaan permaisuri masih belum beroleh jawab. Maka Biku Gandasari kini kena teropong permaisuri. Namun sungguh sulit mencari cacat pada putri pertapa di Gunung wilis ini. Biku Gandasari, adinda sang Nata Kuripan yang nomor tiga adalah pertapa kekasih dewa, yang terlalu sakti dan awas penglihatan, yang tahu akan keadaan sekalian orang di tempat mana pun;
pertapa yang menguasai jin, hantu, di hutan rimba Gunung Wilis.

Selesai permaisuri bercengkerama di alam batin, tanpa beroleh hasil yang diharap-harap, barulah ia bersembah kepada Sri Baginda, "Ya, kakanda. Apakah gerangan yang menjadi sangkutan hati kakanda? Hamba ingin sekali mendengar dan ingin diajak bermupakat. Sebab jika kakanda tidak memberitahukannya niscaya akan menjadi sangkutan jua kepada hamba."

Sri Baginda Raja bertitah, "Adinda! Kakanda mendengar kabar, adinda Raja Daha ada berputri seorang yang amat elok parasnya. Pada hemat kakanda, putranda Raden Inu patut benar menjadi teman hidup kemenakan kakanda itu. Oleh karena itulah, kakanda bermaksud hendak meminang putri Daha untuk putranda Raden Inu. Kakanda tahu, tidak sedikit raja-raja yang lain, yang cantik-cantik, namun tiada seorang pun dapat menandingi keelokan paras putri Daha, sanak saudara kita itu."

Permaisuri lega hati mendengar titah Sri Baginda Raja demikian, lalu sembahnya, "Sesungguhnyalah ! Kakanda sekali-sekali tidak keliru pendapat dan tak salah pilih. Hamba mengucap syukur dan sangat setuju dengan maksud kakanda. Sebenarnyalah! Sebaik-baiknya orang lain, terlebih baik juga darah daging kita sendiri."

Sri Baginda mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum puas mendengar kata mupakat permaisuri demikian. Segera Sri Baginda menitahkan mengarang sepucuk surat pinangan dan melengkapkan bingkisan yang akan dikirim bersama-sama kepada adinda Raja Daha.

Surat dan bingkisan Sri Baginda lalu ditaruh di tampan emas. Beberapa orang penggawa menaungi tampan emas itu dengan payung keemasan disertai panji-panji yang berumbai-umbai mutiara.

Menteri, hulubalang, dan para prajurit, yang mengiringi bingkisan kerajaan itu, sekaliannya berpakaian kebesaran. Demikian iuga halnya dengan gajah dan kuda tunggangannya; semuanya tampak sangat indah, menyedapkan pandangan mata.

Setelah kepala rombongan bersembah sujud di hadapan Sri Baginda, tanda mohon restu dan mohon diri, lalu berangkatlah utusan kerajaan menuju negeri Daha. Sepanjang jalan orang-orang bersorak-sorai dengan sukacitanya diiringi bunyi-bunyian, kemong, kempul, gung, dan saron. Amat gemuruh suaranya! Membangkitkan semangat orang-orang yang mendengar; menambah rasa megah gembira para pengendara gajah dan kuda; menambah tenaga orang-orang yang berjalan kaki. Berjalan berduyun-duyun seperti semut mengangkut makanan.

Hati gembira ria melenyapkan rasa lelah; seolah-olah mempersingkat perjalanan para utusan Sri Baginda Raja Kuripan itu ke negeri Daha.

Pintu gerbang kerajaan Daha semakin jelas kelihatan, akhirnya para utusan Raja Kuripan berhenti di tempat perbatasan dan disambut oleh penjaga pintu gerbang kerajaan Daha. Setengah di antara mereka diantarkan masuk istana oleh penjaga pintu gerbang. Setengahnya lagi mendirikan pesanggrahan di luar kota.

Setelah Baginda Raja Daha berkenan hati menerima, maka berdatang sembahlah Menteri Kuripan ke hadapan Sri Baginda. Menteri bersujud menjunjung duli sang Nata Daha, dengan tertib dan penuh rasa khidmat. Lalu dipersembahkannyalah tampan emas berisi surat pinangan dan bingkisan Sri Baginda Kuripan.

Dengan mata cemerlang kegirangan, dengan bibir bersimpul senyum, Sri Baginda Daha mendengarkan Menteri yang membacakan isi surat Raja Kuripan. Puas hati Sri Baginda Daha menerima berita yang sangat menggembirakan hati itu. Baik Sri Baginda, maupun permaisuri sangat setuju dengan pinangan Raja Kuripan akan Galuh Cendera Kirana untuk dijadikan istri Raden Inu Kartapati. Sri Baginda bertitah, "Wahai Menteri Kuripan! Sesungguhnyalah, kami sudah lama menanti-nantikan kabar berita dari saudara-saudara kami. Baik kabar dari kakanda Raja Kuripan, dari adinda Raja Gagelang maupun dari adinda Biku Gandasari, pertapa di gunung Wilts. Maka surat pinangan dan bingkisan kakanda Raja Kuripan ini, sebenarnyalah amat sangat menyenangkan hati kami. Dengan ikhlas kami persembahkan anak kami Galuh Cendera Kirana kepada kehendak paduka kakanda. Sampaikanlah sembah kami, bahwa jangankan anak kami, sedang negeri Daha dan negeri Gagelang sekalipun sebagai ada di bawah perintah kakanda Raja Kuripan."

Selesai Sri Baginda bertitah demikian, para utusan Kuripan dan hadirin dalam majelis menyembah. Kemudian, atas titah Sri Baginda, para utusan Kuripan itu pun bersantap. Sementara itu Sri Baginda menitahkan Menteri mengarang surat balasan bagi Raja Kuripan.

Di luar istana kedengaran gemuruh bunyi-bunyian dan suara penggawa-penggawa kerajaan yang menyiarkan berita istana tentang pertunangan antara putri Galuh Cendera Kirana dan Raden Inu Kartapati, putra Raja Kuripan. Rakyat sekaliannya senang gembira dan menyatakan turut bersyukur atas kebahagiaan Galuh Cendera Kirana.

Para utusan Kuripan meninggalkan negeri Daha, membawa surat balasan Sri Baginda; membawa kenang-kenangan yang menyenangkan hati selama menjadi tamu di negeri Daha.***

Download hikayat ini KLIK di sini
Baca bagian pertama/sebelumnya di sini

0 comments:

Post a Comment

Download Novel Sastra
Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) - Lintang Kemukus Dini Hari (Ahmad Tohari) - Jentera Bianglala (Ahmad Tohari) - Kubah (Ahmad Tohari) - Di Kaki Bukit Cibalak (Ahmad Tohari) - Bekisar Merah (Ahmad Tohari) - Siti Nurbaya (Marah Rusli) - Di Bawah Lindungan Kabah (Hamka) - Azab dan Sengsara (Merari Siregar) - Harimau-Harimau (Mochtar Lubis) - Supernova (akar - Dee) - Supernova (petir - Dee) - - Sengsara Membawa Nikmat (Tulis Sutan Sati) - Mantra Penjinak Ular (Kuntowijoyo) - Mangir (Pramoedya Ananta Toer) - Arok-Dedes (Pramoedya Ananta Toer) - Perburuan (Pramoedya Ananta Toer) - Kasih Tak Terlerai (Suman Hs) - Gadis Pantai (Pramoedya Ananta Toer) - Atheis (Achdiat Kartamiharja)


goesprih.blogspot.com Overview

goesprih.blogspot.com has 1.444.907 traffic rank in world by alexa. goesprih.blogspot.com is getting 761 pageviews per day and making USD 3.70 daily. goesprih.blogspot.com has 210 backlinks according to yahoo and currently not listed in Dmoz directory. goesprih.blogspot.com is hosted in United States at Google data center. goesprih.blogspot.com is most populer in INDONESIA. Estimeted worth of goesprih.blogspot.com is USD 2701 according to websiteoutlook