Sekilas Kritik Sastra
Resensi sastra Eva Dwi Kurniawan
Mempelajari sastra meliputi tiga hal, teori, sejarah dan kritik. Tanpa ketiga unsur tersebut, mustahil kita bisa memahami sastra dengan lebih sempurna. Atau hanya mempelajari keduanya: teori dan sejarah, teori dan kritik, atau sejarah dan kritik, tidak akan pernah bisa sempurna apresisi kita dalam memahami sastra.
Teori sastra berfungsi sebagai modal awal dalam mengkaji sastra. Tanpa modal dasar ini, kita kan mengalami kesulitan untuk mengkaji karya sastra. Tidak lain karena dalam teori sastra, kita bisa mengetahui seluk beluk dan latar belakang permasalahan yang mendasar dalam karya sastra. Semisal tentang penyelidikan hal yang berhubungan dengan apakah sastra itu, apakah hakekat sastra, dasar-dasar sastra, membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan teori dalam bidang sastra, bermacam-macam gaya, teori komposisi sastra, jenis-jenis sastra, (genre), teori penilaian dan sebagainya (hal:9). Dan juga pendekatan-pendekatan sastra yang digunakan untuk menilai karya sastra. Itu semua bisa didapatkan dalam teori sastra.
Sejarah sastra pun demikian. Kita tidak bisa membuat penilai karya sastra, misal novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli sebagai karya satra yang buruk karena penggunaan bahasa yang berlebihan. Itu tidak tepat. Sebab, jika kita mengetahui sejarah kesusateraan, maka karya Marah Rusli tersebutlah yang sangat baik. Karena memang, dalam periode Balai Putaka, penggunaan gaya bahasa yang demikain itulah yang terbaik. Sebab itu, pemahaman terhadap sejarah sastra perlu mendapat porsi yang lebih kurang sama dengan pemahaman terhadap teori dan kritik sastra. Sejarah sastra bertugas menyususn perkembangan sastra dari mulai timbulnya hingga perkembangannya yang terakhir (hal:9).
Lalu apa fungsi kritik? Pradopo mengatakan bahwa kepentingan kritik sastra bagi masyarakat pada umumnya untuk penerangan (hal:2). Maksudnya adalah bahwa sebuah karya sastra tidak akan bisa dimaknai secara utuh dalam satu kesatuan jika tidak dikaji lebih dalam. Untuk mengkaji ini diperlukan seorang kritikus sastra, yaitu sebagai pemberi penjelasan terhadap karya sastra yang ada. Baik teori, sejarah, maupun kritik saling bantu membantu. Ketiga disiplin ilmu tersebut tidak bisa berdiri sendiri.
Dalam buku ini dijelaskan tentang kritik sastra. Baik pendefinisiannya, fungsinya dan peran yang saling kait mengkait dengan sejarah dan teori sastra. Langkah-langkah dalam melakukan kritik sastra pun dijelaskan dalam buku ini. Selain memberikan referensi tentang kritik sastra Indonesia modern, buku ini juga menghadirkan beberapa profil kritikus sastra Indonesia Modern. Diantaranya adalah H.B. Jassin, Amal Hamzah, Ajip Rosidi, J.U. Nasution, Junus Amir Hamzah, Boen S. Oemarjati, dan M.S Hutagalung. Meskipun profil kritikus ssatra Indonesia modern yang dihadirkan begitu singkat, tetapi bisa membuat referensi pembaca tentang dunia kritik ssatra Indonesia modern lebih banyak.
Sayangnya penjelasan yang diberikan banyak pengulangan terhadap penjelasan yang diberikan. Sebab itulah penjelasan yang teramat jelas ini malah terkadang menimbulkan kejemuan bagi pemula yang ingin belajar kritik sastra. Tapi bagaimanapun, buku ini sangat layak untuk dikonsumsi bagi penggemar, terutama bagi akademisi sastra.
1 comments:
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
Post a Comment