PEMASALAHAN WANITA DALAM NOVEL NH. DINI:
ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS
(Penelitian Dra. Sariyati Nadjamuddin-Tome, MS.)
Abstrak :
Penelitian novel La Barka bertolak dari suatu permasalahan pokok yaitu wujud permasalahan wanita (isu wanita) yang ditampilkan teks La Barka suatu karya sastra yang ditulis oleh pengarang wanita Nh. Dini. Isu wanita itu terutama berkaitan dengan pembagian kerja ecara seksual, cinta segitiga, dan sosiokultural dalam suatu perkawinan campur.
Dalam penelitian ini, digunakan teori kritik sastra feminis (KSF) untuk menganalisis teks La Barka. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa timbulnya berbagai isu wanita atau permasalahan wanita merupakan akibat dari beberapa sebab yang bersumber dari (1)paham patriarki yang dianut oleh pria, yang menekankan adanya pembagian kerja secara seksual, dan yang harus dipatuhi oleh kaum wanita, (2) perilaku agresivitas pria dalam bentuk cinta segitiga dengan wanita lain, dan (3) perbedaan sosiokultural, termasuk norma sosial dalam suatu perkawinan campur, yang menimbulkan berbagai perbenturan dan pergeseran norma sosial dan perilaku deciasi. La Barka melegitimasi bahwa tidak selalu kekeliruan, kelemahan, dan tindak deviasi, baik pria maupun wanita, bersumber pada diri kaum wanita, seperti pandangan tradisional selama ini.
Kata kunci: Permasalahan wanita – Novel Nh. Dini – Kritik Sastra Feminis
PENGANTAR
Novel La Barka (LB) merupakan salah satu karya sastra yang terkenal dan menarik karena telah berhasil mengundang berbagai tanggapan, baik positif maupun negatif. Novel tersebut telah dicetak berulang-ulang. Hal ini merupakan bukti bahwa karya tersebut ditanggapi oleh masyarakat luas. Refleksi para kritikus dan kaum pecinta sastra umumnya menunjukkan bahwa karya ini mengekspresikan pengalaman dan pemahaman yang menyeluruh tentang kehidupan (Teeuw, l982; Sastrowardoyo, 1980, Yasofi, 1976, Pamusuk, 1977).
Karya sastra LB sebagai produk seorang pengarang Nh. Dini, adalah produk pengarang yang juga merupakan individu yang melakukan proses kreatif penciptaan. Seperti dikemukakan oleh Aminuddin (1987:88), bahwa penutur adalah 1) individu yang melakukan proses kreatif dan sebagai manusia ia memiliki dunia pengalaman pengetahuan tentang wujud dunia luar dan nilai sosial budaya, 2) pengolah ide yang membuahkan butir-butir preposisi sebagai pembentuk unit pesan yang disampaikan dengan bertumpu pada konvensi sastranya dan sebagai pemapar hasil pembahasan pesan. Dengan demikian, dalam proses penciptaan, pengarang tidak bebas dari pengaruh-pengaruh tersebut, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh keadaan sosial budaya serta pandangan masyarakat sekelilingnya.
Karya sastra LB mempunyai daya tarik tersendiri karena menampilkan permasalahan dan eksistensi wanita yang dikenal dengan istilah women issues. Permasalahan ini dianggap sebagai sesuatu yang aktual, yang sering dibicarakan dan dibahas dalam berbagai seminar, baik oleh pakar sastra maupun oleh mereka yang termasuk dalam gerakan wanita. Oleh karena permasalahan wanita (women issues) dianggap berkaitan dengan pandangan masyarakat yang secara tidak langsung dirasakan merugikan kaum wanita. Pandangan tersebut berasal dari paham kekuasaan patriarki atau patriarchal power yang menganggap bahwa kekuasaan dan seksualitas berada di tangan kaum pria.
Hasil pengamatan yang diperoleh dari studi pustaka menunjukkan bahwa permasalahan wanita dalam novel LB belum pernah disingkap dan diteliti secara ilmiah. Tulisan-tulisan yang ditemui adalah esai yang diuraikan secara fragmentaris.
Permasalahan wanita dalam novel LB cukup menarik. Novel ini melukiskan suatu pandangan yang hidup dalam masyarakat, yang ditampilkan melalui tokoh pria teks, yang apabila dipadukan dengan kenyataan belum ditelitinya teks secara ilmiah, semuanya itu dapat dijadikan dasar bagi suatu penelitian ilmiah. Selain dasar tersebut, teks LB pun memiliki potensi untuk menjadi saksi zamannya mengenai masalah wanita, yang dianggap warga kelas dua atau the second sex akibat patriarchal power, suatu paham yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial (Kuntowijoyo, 1987:136, 150; Damono, 1983:23).
Selanjutnya? Klik di sini
0 comments:
Post a Comment