WANITA ITU ADALAH IBUKU
(Sori Siregar)
(Sori Siregar)
Novel karya Sori Siregar ini berkisah tentang konflik batin yang dialami oleh seorang laki-laki bernama Hezan. Hezan adalah seorang duda yang baru saja ditinggal mati istrinya, Laura. Konflik batin yang dialami Hezan berkaitan dengan keinginannya untuk mempertahankan kesucian cintanya pada almarhum istrinya dengan kenyataan hidupnya yang membutuhkan cinta wanita lain.
Hezan sangat mencintai Laura, sehingga ia merasa sangat kehilangan ketika istrinya meninggal. Ia bertekad untuk tidak menikah lagi dengan wanita lain. Ia bertekad untuk mndampingi Prapti, anak perempuan satu-satunya.
Namun tekad tinggallah tekad. Sebagai pria normal, kesepian akhirnya menggeluti dirinya. Kesepian itu semakin menjadi-jadi ketika Prapti menikah dengan Tonton. Kesepian yang mendera Hezan membuat dirinya semakin tertekan.
Sebagai seorang anak, Prapti sangat memahami yang dialami ayahnya. Maka Prapti menyarankan agar ayahnya mencari wanita lain untuk menemaninya. Pendapat Prapti sangat disyukuri Hezan, tetapi ia segera menepisnya. Niatnya untuk mengambil wanita lain segera diusirnya. Setiap kesepian datang, ia selalu berdialog dengan Laura di dalam batinnya. Tentu saja ini membuat perilaku Hezan menjadi aneh di mata Prapti dan Tonton.
Tanpa diketahui anak dan menantunya, Hezan mengusir rasa sepi dengan petualangannya bersama wanita-wanita panggilan. Demikianlah Hezan memenuhi kebutuhan batinnya dengan wanita-wanita itu, tetapi di depan anak dan menantunya ia berubah menjadi ayah yang saleh dan bijak.
Hingga suatu ketika, Hezan bertemua dengan Nuning, seorang wanita paruh baya yang sangat mirip dengan almarhum Laura. Hezan jatuh cinta pada wanita ini. Sebagai seorang anak yang sangat memahami keadaan ayahnya, Prapti setuju jika Nuning menggantikan almarhum Laura sebagai ibunya. Di satu sisi, banyak hal dari peibadi Nuning yang sangat mirip dengan ibunya, di sisi lain, Prapti ingin agar ayahnya tidak lagi kesepian dan menderita.
Demikianlah akhirnya, Hezan dan Nuning menikah.Keceriaan Hezan kembali bersinar, dan hal itulah yang membuat Prapti senang. Di rumahnya kini ada seorang perempuan yang sangat mirip dengan almarhum ibunya, wanita itu bernama Nuning, dan ia harus memangil wanita itu dengan panggilan ibu.***
Hezan sangat mencintai Laura, sehingga ia merasa sangat kehilangan ketika istrinya meninggal. Ia bertekad untuk tidak menikah lagi dengan wanita lain. Ia bertekad untuk mndampingi Prapti, anak perempuan satu-satunya.
Namun tekad tinggallah tekad. Sebagai pria normal, kesepian akhirnya menggeluti dirinya. Kesepian itu semakin menjadi-jadi ketika Prapti menikah dengan Tonton. Kesepian yang mendera Hezan membuat dirinya semakin tertekan.
Sebagai seorang anak, Prapti sangat memahami yang dialami ayahnya. Maka Prapti menyarankan agar ayahnya mencari wanita lain untuk menemaninya. Pendapat Prapti sangat disyukuri Hezan, tetapi ia segera menepisnya. Niatnya untuk mengambil wanita lain segera diusirnya. Setiap kesepian datang, ia selalu berdialog dengan Laura di dalam batinnya. Tentu saja ini membuat perilaku Hezan menjadi aneh di mata Prapti dan Tonton.
Tanpa diketahui anak dan menantunya, Hezan mengusir rasa sepi dengan petualangannya bersama wanita-wanita panggilan. Demikianlah Hezan memenuhi kebutuhan batinnya dengan wanita-wanita itu, tetapi di depan anak dan menantunya ia berubah menjadi ayah yang saleh dan bijak.
Hingga suatu ketika, Hezan bertemua dengan Nuning, seorang wanita paruh baya yang sangat mirip dengan almarhum Laura. Hezan jatuh cinta pada wanita ini. Sebagai seorang anak yang sangat memahami keadaan ayahnya, Prapti setuju jika Nuning menggantikan almarhum Laura sebagai ibunya. Di satu sisi, banyak hal dari peibadi Nuning yang sangat mirip dengan ibunya, di sisi lain, Prapti ingin agar ayahnya tidak lagi kesepian dan menderita.
Demikianlah akhirnya, Hezan dan Nuning menikah.Keceriaan Hezan kembali bersinar, dan hal itulah yang membuat Prapti senang. Di rumahnya kini ada seorang perempuan yang sangat mirip dengan almarhum ibunya, wanita itu bernama Nuning, dan ia harus memangil wanita itu dengan panggilan ibu.***
0 comments:
Post a Comment